SERIES 22 - SURO (The Java New Year - August 11th 2021) Rite and Ritual

 


MENGENAI LELAKU TAHUN BARU JAWA | ABOUT JAVA NEW YEAR'S CODE OF CONDUCT

 

Lihat Serial:7.1 Astronomi Jawa & 7.2 Pawukon ‘Kalender Jawa |

See Series: 7.1 The Javanese Astronomy & 7.2 Pawukon ‘The Javanese Almanac’

 

 

1 Q

Sebentar lagi akan ada pergantian tahun Jawa (pada 11 Agustus 2021). Apakah perhitungan ini sesuai dengan perhitungan Jawa asli?

 

Soon there will be a turn in the Javanese year (on August 11, 2021). Does this calculation match the original Java calculation?

 

 

1 A

Perhitungan yang paling mendekati perhitungan kalender Jawa asli adalah Kalender Bali. Tetapi ini pun sudah melalui penyesuaian-penyesuaian. Sehingga penanggalan yang paling tepat sudah sulit di lakukan. Tetapi penanggalan Jawa adalah penanggalan berdasarkan putaran Matahari (Lunar). Sedangkan penanggalan yang digunakan saat ini adalah penanggalan berdasarkan putaran Bulan (Moon). Lihat serial: 7.1 dan 7.2

 

The calculation that is closest to the original Javanese calendar calculation is the Balinese calendar. But this too has gone through adjustments. So that the most precise calendar is difficult to do. But the Javanese calendar is a calendar based on the rotation of the Sun (Lunar). While the calendar used today is a calendar based on the rotation of the Moon. See series: 7.1 and 7.2

 

 

2 Q

Bagaimanakan perayaan Tahun Baru berdasarkan kebudayaan Jawa yang asli?

 

How is the New Year celebration based on the original Javanese culture?

 

 

2 A

Perayaan yang masih dilakukan oleh orang Jawa asli adalah melakukan ‘TIRAKAT’. Tujuannya adalah pembersihan diri agar ditahun yang baru nanti dirinya sudah bersih (tidak membawa kesalahan2 masa lalu)

 

TIRAKAT yang dilakukan berbagai macam; masing-masing orang tidak sama karena TIRAKAT ini adalah kepentingan pribadi masing-masing. Yang paling sering dilakukan terutama oleh lingkungan Keraton adalah TAPA BISU mengelilingi pagar keraton dan dilakukan tengah malam. Selain itu juga ada MANDI KEMBANG jam 12 malam. Selama proses; pelaku diharuskan puasa dari semua makanan dan minuman. Puasa ini berdasarkan tatacara Jawa Kuno dimulai dari jam: ±16.00 sebelum upacara sampai jam 00.00 dimalam upacara ± 8 – 9jam. Biasanya diakhiri dengan memakan tumpeng khusus untuk Suro bersama

 

 


 

The celebration that is still carried out by native Javanese is doing 'TIRAKAT'. The goal is self-cleaning so that in the new year he will be clean (not carrying past mistakes)

 

There are various kind of TIRAKAT; each person is not the same because TIRAKAT is a personal interest. What is most often done, especially at the Javanese Palace families, is TAPA BISU (silent meditation) which is carried around the palace fence and it is done in the middle of the night. In addition, there is also a FLOWER BATH ritual at 24.00 midnight. During the process; The person is required to fasting from all food and drink. This fasting is based on ancient Javanese procedures starting from ± 16.00 afternoon before the ceremony at 00.00 at midnight of the ceremony ± 8 - 9 hours. Usually ended by eating a special tumpeng for Suro together

 

 

 

Selain upacara mengelilingi Keraton; ada juga kelompok-kelompok yang melakukan meditasi KUNGKUM di TEMPURAN (berendam di pertemuan 2 buah sungai). Ada juga yang melakukan meditasi di PETILASAN, MAKAM RAJA-RAJA atau ke LAUT SELATAN

 

 


 

In addition to the ceremony surrounding the Palace; there are also groups that do KUNGKUM (bathing) meditation in TEMPURAN (soaking in the confluence of 2 rivers). There are also those who meditate at PETILASAN (sacred places), TOMBS OF KINGS or to the SOUTH SEA

 

 

 

Sesudah upacara, paginya dilakukan pembersihan semua pusaka-pusaka; baik yang dimiliki Keraton maupun perorangan selama 1 bulan penuh

 

In the morning after all the ceremonies, all the heirlooms were cleaned; both owned by the Palace and individuals for 1 full month

 

 

3 Q

Sebagai bagian dari ritual Tahun Baru Suro adalah pembersihan pusaka terutama KERIS. Sebetulnya bagaimana proses pembersihan KERIS dan makna dari proses tersebut secara spiritual JAWA?

 

As part of the Suro New Year ritual, there are cleansing of heirlooms, especially KERIS. Actually, how is the process of cleaning the KERIS and the meaning of the process spiritually in JAVA?

 

 

3 A

Secara teknis; KERIS itu terdiri dari: WILAH (daun Keris), GANJA (GONJO = penopang) dan HULU (pegangan) beserta SARUNG (WARANGKA).

Untuk melakukan pembersihan WILAH dari KERIS harus dilepas dari HULU. Karena kalau KERIS itu kotor (berkarat) harus direndam di air kelapa yang tua selama beberapa hari. Digunakan Air Kelapa karena unsur2 didalam air kelapa berguna untuk mengangkat karat di keris (lihat serial 14: TOSAN AJI – mengenai material Keris). Selama beberapa hari tersebut; KERIS sekali-sekali diangkat dan dibersihkan dengan JERUK NIPIS. Proses ini diulang-ulang sampai Keris tersebut bersih menjadi mengkilat seperti perak.

 

 


 

Technically; The KERIS consists of: WILAH (Keris leaf), GANJA (GONJO = support) and HULU (handle) along with a SARUNG (WARANGKA).

To clean the WILAH, the KERIS must be removed from the HULU. Because if the KERIS is dirty (rusted) it must be soaked in old coconut water for several days. Coconut water is used because the elements in coconut water are useful for removing rust on the keris (see serial 14: TOSAN AJI – regarding the material of the Keris). During those few days; KERIS is occasionally removed and cleaned with LIME. This process is repeated until the keris is clean and becomes shiny like silver.

 

 

 

Setelah bersih KERIS diberikan WARANGAN (minyak yang khusus digunakan untuk merawat / melindungi metal KERIS). Setelah kering diberikan minyak wewangian

 

Setelah selesai KERIS dimasukkan kembali ke SARUNG (WARANGKA) nya berarti KERIS sudah bersih kembali

 

Biasanya didalam pelaksanaan pembersihan KERIS ini dilengkapi dengan sesaji berupa: kembang, tumpeng dan membakar dupa-dupa wewangian

 

 


 


 

After cleaning the KERIS, WARANGAN is given (special oil used to treat / protect the KERIS metal). After drying, perfumed oil is given

 

After the KERIS cleansing process is finished, it is put back into the SARUNG (WARANGKA), it means the KERIS is clean again

 

Usually during the KERIS cleaning process; it is equipped with offerings in the form of: flowers, tumpeng and burning fragrant incense

 

 

 

Selanjutnya mengenai proses tersebut hubungannya dengan Spiritualitas Jawa.

1.       Sebelum mencuci keris; HULU Keris berikut semua perhiasannya (MENDAK / SELUT) harus dilepas. Ini menggambarkan pada sat manusia ingin bebersih diri; harus melepaskan semua keduniawian nya

2.       Selanjutnya pembersihan dengan air kelapa dan jeruk nipis untuk menghilangkan karat adalah symbol untuk manusia membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran hidupnya

3.       Itu sebabnya ritual pembersihan keris dahulu kala dilaksanakan bersama dengan melakukan TIRAKAT (berpuasa dan bermeditasi) selama satu bulan penuh dari SURO

4.       Selama bulan SURO ini; masyarakat JAWA tidak diizinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pesta misalnya: perkawinan dll

5.       Setelah bulan SURO biasanya para pelaku spiritual JAWA baru kembali melakukan kegiatan sehari-hari

 

Setelah bulan Suro selesai diharapkan manusia menjadi lebih baik

 

Furthermore, regarding the process related to Javanese Spirituality.

1.       Before washing the keris; HULU (handle) of the keris along with all its jewelry (MENDAK / SELUT) must be removed. This symbolized when humans want to clean themselves; we have to give up all of our worldliness

2.       Furthermore, cleaning with coconut water and lime to remove rust is a symbol for humans to clean themselves from the dirt of their lives

3.       That's why the ritual of cleaning the kris in ancient times was carried out together with doing TIRAKAT (fasting and meditating) for a full one month of SURO

4.       During this SURO month; JAVA people are not allowed to carry out party activities such as: weddings etc

5.       After the month of SURO, usually JAVA spiritual practitioners will return to their daily activities

 

After the month of Suro is over, it is hoped that humans will become better

 

 

4 Q

Apakah yang dimaksud dengan CONDRO SENGKOLO itu?

 

What does CONDRO SENGKOLO mean?

 

 

4 A

Arti secara tatabahasa adalah sebagai berikut

·         CONDRO = GAMBARAN

·         SENGKOLO = BILANGAN TAHUN BERUPA SANDI

 

The grammatical meaning is as follows

·         CONDRO = PICTURE

·         SENGKOLO = NUMBER OF YEARS IN THE FORM OF PASSWORD

 

Biasanya setiap bulan SURO, masyarakat Jawa mendapatkan gambaran mengenai keadaan Tahun yang baru dan gambaran ini berhubungan dengan ANGKA-ANGKA tahun tersebut yang terulis dalam bentuk SANDI.

Contohnya:

 

Usually every SURO month, the Javanese people get a spiritual reading of the status of the New Year and this spiritual reading is related to the NUMBERS of that year which are written in the form of a PASSWORD.

For example:

 

CONDRO SENGKOLO

ARTINYA

 

Noto Indriyo Wiwaraning Tyas

Noto = 5 | Indriyo = 5 | Wiwaraning = 9 | Tyas = 1

 

 

Dibaca terbalik menjadi: 1955 | Reads backwards to: 1955

 

 

Didalam tahun yang baru ini bagi siapapun yang bisa menata / mengendalikan panca inderanya; itu akan mendapatkan pengetahuan mengenai jati dirinya (membuka gerbang pengetahuan mengenal RUH diri sendiri = PANCER)

 

 

In this new year for anyone who can manage / control his five senses; it will gain knowledge about the true identity of his own Spirit (opening the gate of knowledge to know his own SPIRIT = PANCER)

 

Khusus untuk tahun 2021 ini dimana kita mengalami musibah akibat pandemic COVID yang melanda seluruh dunia; dengan adanya CONDRO SENGKOLO ini di WINDU SANCAYA memberikan pesan bahwa:

“Para pengurus negara-negara harus bersatu untuk mengatasi Pandemi”

 

Especially for the year 2021 where we experience a disaster due to the COVID pandemic that has hit the whole world; the CONDRO SENGKOLO at WINDU SANCAYA message is:

“World leaders must unite to overcome the Pandemic”

 

 

 

Doa kami:

“Semoga di Tahun Baru yang akan datang ini, dunia berangsur menjadi sehat kembali sehingga perekonomian bisa bangkit kembali demi kebaikan seluruh manusia”

 

Our prayer:

“Hopefully in the coming New Year, the world will gradually become healthy again so that the economy can bounce back for the sake of our humanity”

 

 




Comments

Popular Posts