SERIES 20 - About MANTRA 2
|
ABOUT MANTRA
– 2 |
1 Q |
Siapa yang
biasanya menggunakan Mantra dalam Spiritualitas Jawa? |
|
Who
usually is using Mantra in Javanese Spirituality? |
|
|
1 A |
Jika kita
mencari melalui 'Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu' - Mantra
banyak digunakan di Level 1 – 5. Level 6 menggunakan jenis Mantra yang
berbeda. Untuk level 7 – Mantra tidak lagi diperlukan. Jadi, Mantra
biasanya digunakan oleh orang yang mempelajari Ilmu Sastrajendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu (lihat: Seri 3 – 02) |
|
|
|
If
you are looking through ‘Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu’ -
Mantra was used a lot at Level 1 – 5. Level 6 is using a different type of
Mantra. For level 7 – Mantra is no longer needed. So,
Mantra usually used by people who learn the knowledge of ‘Sastrajendra
Hayuningrat Pangruwating Diyu’ (see: Series 3 – 02) |
|
|
2 Q |
Artinya:
Mantra digunakan untuk memperoleh dan memiliki 'keinginan duniawi'. Apakah
mantra jenis ini (untuk level 1 – 6) selalu menggunakan kekuatan dari 'Energi
Gelap'? |
|
That
means: Mantra was used for obtaining and owning ‘worldly desire’. Is this
type of Mantra (for level 1 – 6) always used the power from ‘Dark Energy’? |
|
|
2 A |
Penggunaan
Mantra tergantung pada niat penggunanya (lihat: Seri 10 – Tentang Mantra).
Namun, karena Mantra berasal dari Energi Alam Semesta (bukan Energi Ilahi)
semua jenis penggunaan Mantra, masing-masing pemakai memiliki tanggung jawab
masing-masing atas penggunaan Mantra. Biasanya, tanggung jawab ini tidak
dijelaskan dengan tepat oleh pemberi mantra tetapi juga karena pengguna
biasanya dalam situasi putus asa; keinginan untuk mendapatkan Mantra sebagai
jalan keluar cepat / instan dari masalah mereka lebih tinggi daripada dampak
waktu yang lebih lama dari tanggung jawab yang melekat pada Mantra; yang
kemudian selalu dianggap sekunder dan dapat disingkirkan dahulu untuk
ditangani di lain waktu. Sebagian besar waktu—dampak di kemudian hari
ini—terlupakan hingga dampak tersebut menjadi masalah terbesar di kemudian
hari. Mantra bukanlah permainan atau lelucon (lihat: Seri 10 – Tentang
Mantra) |
|
The
use of Mantra is depending on the intention of the users (see: Series 10 –
About Mantra). However, since Mantra derived from The Universe Energy (not
Divine Energy) all kind of Mantra usage, each of them had each owned
responsibility to the Mantra user. Usually, these responsibilities are not
explained clearly by the Mantra givers but also because the users are usually
in a desperate situation; the desire to get a Mantra as a quick / instant way
out of their problems was higher than the longer time impact from
responsibilities which attached to the Mantra; which is than considered as
secondary and can be pushed aside to be dealt in a later time. Most of the
time -this later time impact- is forgotten until the impact becoming the
largest problem in their later life. Mantra is not a game or a joke (see:
Series 10 – About Mantra) |
|
|
3 Q |
Jika Mantra
memiliki 'tingkat tanggung jawab yang serius' mengapa banyak guru spiritual
mengajarkan Mantra (di seluruh dunia) sejak zaman kuno hingga saat ini? Dan mereka
tampaknya tidak peduli dengan dampak atau tanggung jawab tentang hal itu? |
|
If
Mantra have ‘a serious level of responsibilities’ than why a lot of spiritual
teachers was teaching Mantra all over the world since ancient times till to
date? And they seem not care about the impact or responsibilities about it? |
|
|
3 A |
Ya,
menyedihkan melihat nya. Bagi Guru yang dibutuhkan adalah: ketenaran (dari
kemampuan memenuhi keinginan duniawi pengikut/penggemar), uang (dari
pengikut/penggemar). Bagi pengguna; kebutuhan duniawi mereka terpenuhi
(lihat: Seri 6-01: Manifestasi). Faktanya; kedua belah pihak
(guru/spiritualis sebagai pemberi mantra dan pengguna) sama-sama memikul
tanggung jawab. Biasanya, kedua belah pihak memahami hal ini tetapi mereka
terus melakukannya karena tekanan uang untuk hidup mereka yang sulit diatasi
menurut mereka. Mereka lupa bahwa, di dunia ini selalu ada banyak orang lain
yang kurang beruntung darimu, aku, kita atau mereka |
|
Yes,
it is sad to see that. The teachers need: fame (from ability to fulfill their
followers/ fans worldly desires), money (from their followers / fans). The
users; need their worldly desires fulfill (see: Series 6-01: Manifestation).
In fact; both side (teachers/spiritualist as a Mantra giver and the users)
carried a responsibility. Usually, both sides understand this but they keep
going on with it because the pressure of money for their life is hard to bear
according to them. They forgot that, in this world there are always many
other people who was less unfortunate than you, me, us or them |
|
|
4 Q |
Maksudnya,
baik Guru maupun Pengguna tidak bersyukur dengan hidup mereka? |
|
You
mean, neither the Guru nor the Users are grateful with their life? |
|
|
4 A |
Benar. Jika
Guru itu adalah Guru yang baik; mereka tahu dari mana Mantra itu berasal; apa
tanggung jawab yang melekat pada Mantra; siapa yang bisa dan tidak bisa
menggunakannya; cara menggunakannya dan banyak aturan lain tentangnya. Bagi
seorang Guru untuk memberikan Mantra kepada siapa pun tidaklah sesederhana
itu; dan mereka seharusnya sudah mengetahuinya. Dan, jika mereka masih
memberikannya kepada banyak orang tanpa mengikuti aturan; hal itu menjadi
tanggung jawab mereka yang akan mereka emban sampai akhir hidup mereka dan
kehidupan setelah kematian mereka |
|
Absolutely.
If the Guru is a good Guru; they know where those Mantra coming from; what is
the responsibilities attached to the Mantra; who can and cannot use it; how
to use it and many others rules about it. For a Guru to give a Mantra to
anybody it is not that simple; and they should already know it. And, if they
still give it to a lot of people without following the rules; than it is
their responsibilities that they will carry till the end of their life and
life after death |
|
|
5 Q |
Apakah
penggunaan Mantra juga ditujukan untuk jalan ke Tuhanan? |
|
Is
the use of Mantra also intended for divine spiritual path? |
|
|
5 A |
Kita mulai dari pemahaman mengenai kelahiran suatu Mantra |
|
|
|
Let's start from the understanding of the Birth of a Mantra |
|
|
|
Dari kelahiran
Mantra kita dapat melihat bahwa Mantra tidak digunakan untuk jalan spiritual
menuju Ilahi. Hal ini digunakan sepenuhnya untuk keinginan duniawi. Jalan
spiritual ilahi tidak membutuhkan mantra apa pun. Untuk mencapai Energi
Ilahi, kita perlu rileks, berserah diri, diam dan damai melalui meditasi
karena hanya jiwa kita yang dapat melakukan kontak dengan Energi Ilahi |
|
|
|
From
the birth of Mantra we can see that Mantra wasn’t use for Divine spiritual
path. It is use entirely for worldly desires. Divine spiritual path doesn’t
need any mantra. To reach the Divine Energy, we need to relax, surrender,
silent and at peace through meditation as it is only our own spirit which
able to make a contact to the Divine Energy |
|
|
6 Q |
Mantra banyak
digunakan untuk manifestasi keinginan duniawi kita. Bagaimana Mantra bisa
mencapai tingkat spiritual seperti itu? |
|
Mantra
was used a lot for manifestation of our worldly desires. How could Mantra have
that level of spiritual level? |
|
|
6 A |
Semua jenis
Mantra membawa kekuatan dari alam semesta. Kualitas Kekuatan tergantung pada
sejarah Lahirnya masing-masing Mantra dan dedikasi, kesetiaan dan kepercayaan
dari orang yang mengutip Mantra. Namun, bahaya Mantra adalah dampak di
baliknya. Ego, arogansi, kesombongan, dan kekuatan yang akan memasuki pikiran
dan hati kita akan menjadi suatu kesombongan pada satu titik dalam hidup kita.
Maka Mantra akan menjadi kemelekatan yang tak terpisahkan dengan hidup kita.
Ketika hal ini terjadi;maka pilihannya adalah, apakah kita harus menghadapi
dampak ini di kemudian hari dalam hidup kita; atau kita akan menghadapi
dampak ini di kehidupan setelah kematian |
|
|
|
All
kinds of Mantras bring power from the universe. The quality of Mantra depends
on the history of the Birth of each Mantra and the dedication, loyalty and
trust of the person who is quoting the Mantra. However, the danger of Mantra
was the impact behind it. The ego, arrogance, and power that will enter our
minds and hearts will become a character at one point in our lives. Then the
Mantra will become an inseparable attachment to our lives. When this happens;
then the choice is, whether we have to face the impact at later in our lives;
or we will face this impact in life after death |
|
|
7 Q |
Mantra apa
yang dibaca orang-orang di Jawa? |
|
What
kind of Mantra did the people in Java cited? |
|
|
7 A |
Jenis yang
sama. Biasanya untuk uang, posisi, materi, dll. Contoh mantra
ini digunakan untuk meminta petunjuk dalam kebingungan: |
|
Xxxxxx[1] Semua
petunjuk Kehidupan Aku
menghormati kemuliaanMu Utara,
Selatan, Timur, Barat Xxxxxxxx Keselamatan
hidupku Karena
kehendak Allah |
|
The
same type. Usually for money, position, materials things etc. Example
this mantra is used for requesting a guidance in confusion: |
|
Xxxxx[2] All Life hints I respect your glory North South East West Xxxxxxx Safety of my life Because of Allah will |
|
|
|
Contoh lainnya untuk
kekayaan |
|
Xxxxxxx Yang
mampu berbuat dan mencipta Yang
besar berdatangan Yang
kecil semua pergi Bertimbun-timbun
pada diriku Xxxxxxxx Harta-benda
berdatangan |
|
Another
example for wealth: |
|
Xxxxxxx Who is able to do and create The big one is coming The little ones all go Abundance on me Xxxxxxx The treasures are coming |
|
|
8 Q |
Ketika orang membaca
Mantra, apakah mereka harus melakukannya dengan Patrap yang ketat? Apa
peran Patrap dalam Mantra? |
|
When
people cited Mantra, do they have to do it with a strict Patrap[3]? What is the
role of Patrap in Mantra? |
|
|
8 A |
Patrap adalah ritus/tata krama
yang diperuntukan khusus untuk suatu ritual/acara tertentu. Biasanya, setiap
Mantra memiliki Patrap sendiri. Patrap ini sangat penting bagi orang yang
mengikuti ritual membaca Mantra. Patrap ini biasanya dapat membantu pembaca Mantra
mencapai pembacaan Mantra yang sempurna tanpa halangan apapun |
|
Patrap is a rite / etiquette which is intended specifically
for a certain ritual / event. Usually, each Mantra have it’s owned Patrap.
This Patrap is very important for people who follow a ritual on citing the
Mantra. This Patrap usually could help the reader to reach a perfect Mantra citing
without any hindrance |
|
|
9 Q |
Mengapa kita
tidak membutuhkan Mantra? Bagaimana kita menyelesaikan masalah dan keinginan
duniawi kita karena kita masih menjalani hidup kita sebagai manusia? |
|
Why
we don’t need Mantra? How do we resolve our worldly problems and desires as
we are still live our life as a human being? |
|
|
9 A |
Pada zaman
dahulu Mantra diberikan oleh Raja/Pandita kepada prajuritnya untuk
perlindungan mereka dalam perang dan dalam Sastrajendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu Pengetahuan; Mantra digunakan dari Level 1 – 5. Setelah
perang, Mantra masih diberikan oleh Raja / Pandita untuk kekayaan dll (Level
1 – 5). Ketika saatnya
tiba untuk memulai Level 6 – Mantra masih digunakan tetapi digunakan untuk
menghilangkan benih Mantra yang telah kusut di tubuh kita (menguraikan
Mantra) dan akhirnya Level 7 - Doa Khusus akan digunakan untuk menghilangkan
yang terakhir 'Mantra Bija' untuk perjalanan terakhir menuju Kematian dalam
Kesempurnaan (Moksa) |
|
|
|
In
the ancient times Mantra is given by the King / Pandita to his soldier for their
protection in war and in Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu
Knowledge; Mantra is in use from Level 1 – 5. After war, Mantra is still
given by the King / Pandita for wealth etc (Level 1 – 5). When
the time is coming to start Level 6 – Mantra is still in use but it is use to
remove the seeds of Mantra which had been tangled in our body (detangled the
Mantra) and finally at Level 7 – a Special Prayer will be in use to removed
the last ‘Mantra Bija’ for the final journey towards Death in Perfection
(Moksa) |
|
|
|
Bagaimana kita
menemukan cara untuk mewujudkan keinginan kita? | How
do we find a way to manifest our desires? |
|
|
|
|
|
Kami harap
semua orang mengingat hal ini | We hope
everybody remember the following |
|
|
|
|
|
[1]
We do not include the completed Mantra words to avoid any mis-used of the Mantra
/ original: in Javanese not included
[2]
We do not include the completed Mantra words to avoid any mis-used of the
Mantra / original: in Javanese not included
[3]
Patrap is Javanese Language meaning: Tatatacara (Indonesian) or Rites (English)
Comments
Post a Comment