Series 10 - About MANTRA

 


 

LATAR BELAKANG | BACKGROUND

 

Kehidupan masyarakat Jawa sangat dekat dengan 'supranatural' sejak dahulu kala. Itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan spiritual mereka. Semua kejadian dalam hidup mereka selalu dikaitkan dengan penyebab supranatural; baik atau buruk. Peradaban Barat modern menyebutnya takhayul. Tetapi, di Jawa itu adalah bagian dari budaya, pengetahuan, perilaku mereka dan itu ada pada setiap nafas hidup mereka

 

The Javanese people life is very close to the ‘supranatural’ since very long time ago. It is reflected on their daily life and their spiritual life. All incident in their life they always relate it to a supranatural cause; either good or bad. Modern western civilization called it superstitious. But, in Java it is part of their culture, knowledge, behavior and it is every single breath of their life

 

Bagian yang menarik dari pengetahuan dan pemahaman supranatural ini bergantung pada 'sejarah lisan' yang diajarkan dari generasi ke generasi. Tentu saja, banyak sekali pengetahuan yang hilang dan banyak lagi yang salah paham. Dikombinasikan dengan keyakinan bahwa spiritualitas atau hubungan transendental dengan Tuhan tidak melalui utusan mana pun tetapi melalui roh Diri-sendiri; keadaan ini menghasilkan banyak interpretasi dan banyak yang benar-benar menyimpang

 

The amazing parts of this knowledge and understanding of the supranatural is rely on an ‘oral-history’ which is taught through generation to generations. Of course, there are lots of knowledge is disappear and lots of others are mis-understood. Combined with the believed that spirituality or transcendental relation to God is not through any messenger but it is through your own-spirit; the knowledge got a lot of interpretations and many had completely distorted

 

Namun, di Jawa diyakini secara luas bahwa Tuhan menciptakan makhluk lain selain manusia; dalam bentuk fisik atau non-fisik. Selain itu, Tuhan menciptakan dimensi lain selain Galaksi yang kita tinggali dan ketahui. Di atas segalanya itu adalah pengetahuan bahwa manusia harus menghormati dan menghargai semua ciptaan Tuhan lainnya sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai mati

 

However, in Java it is widely believed that God created other beings other than human; in physical shaped or non-physical shaped. Also, God created other dimensions than the Galaxy we live in and know about. Above all is the knowledge that human had to be respectful and appreciative to all other God creations all along human life time from birth to death

 

Berdasarkan hal tersebut; Masyarakat Jawa membentuk budayanya yang meliputi seperangkat tata cara dan tata krama dalam menjalankan ritual penghormatan untuk hidup harmonis dalam dimensi bumi kita

 

Based on that; Javanese people formed their culture which include a set of procedures and etiquette on the way to performed a respectful ritual for living in harmony in our earth dimensions

 

 

1 Q

Jadi, dalam budaya Jawa dipercaya; Kehidupan di luar bumi kita terdiri dari banyak makhluk hidup lain yang diciptakan Tuhan. Apakah ini berarti bahwa di masa lampau; orang Jawa telah diajari tentang bagaimana berinteraksi dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya?

 

So, in Javanese believed; Life beyond our earth is consist of many other living beings which God had created. Is this mean that in a very long time ago; the Javanese people had been taught on how to interact with other God created beings?

 

 

1 A

Ya benar. Dalam spiritualisme Jawa; pengetahuan dan pemahaman tersebut meliputi kemampuan merasakan energi di sekitar diri kita adalah kunci menjadi manusia seutuhnya. Kemampuan untuk berinteraksi secara mulus dengan makhluk lain hampir seluruhnya lenyap dari budaya dan kehidupan spiritual saat ini. Tapi terkadang; kita masih bisa bertemu dengan beberapa orang yang masih memiliki kemampuan tersebut. Orang-orang inilah yang menjadi sumber pembelajaran kita sekarang

 

Yes, it is. In Javanese spirituality; the knowledge and understanding include the ability to feel the energy around yourself is a key of being a human. Ability to interact seamlessly with other beings had been almost completely vanished from the culture and spiritual life. But, sometimes; we still could meet with some people who still owned these abilities. This people become the sources of our learning, now

 

 

2 Q

Apakah ada contoh ritual atau prosedur yang saat ini hilang atau disalahpahami?

 

Do you have an example of the ritual or procedures which is currently disappear or misunderstood?

 

 

2 A

Misalnya: tentang praktik lama dan keyakinan mengenai memasuki daerah baru (kota ke kota atau negara dll). Orang Jawa Kuna akan selalu melakukan ritual sapaan kepada 'makhluk gaib' yang tinggal di tempat itu. Terkadang bisa berupa pohon besar atau sungai atau sudut jalan atau apapun. Orang menyebutnya takhayul tetapi secara tradisional dikenal sebagai suatu tatakrama. Ini adalah tatakrama untuk menyambut 'makhluk gaib' di daerah tersebut dan semacam tindakan untuk mengatakan bahwa kita memasuki daerah mereka. Dengan melakukan itu, kita tidak akan dianggap melanggar wilayah mereka. Tujuannya adalah demi untuk kenyamanan dan kedamaian bersama

 

For example: regarding an old practice and believed on going to or entering a new area (town to town or countries etc). Old Javanese people will always perform a ritual greeting to the ‘unseen being’ living in that place. Sometimes it can be a big trees or rivers or corner of a road or anything. People called it superstitious but it is traditionally known as an act of mannerism. This is an act to greet ‘the unseen being’ in the area and a kind of act to say that you are entering their area. In doing so, you are not treated as trespassing their area. The intention is for comfort and peace

 

Jadi, berdasarkan budaya dan spiritualitas; Orang Jawa sangat percaya bahwa kita semua hidup dalam Multiverse Multi Dimensi (Multi Universe)

 

So, by culture and by spirituality; Javanese people deeply believed that we are all living in a Multi-Dimensional Multiverse (Multi Universe)[1]

 

 

3 Q

Karena masyarakat Jawa sangat percaya dalam mengembangkan Energi Manusia dan komunikasi dengan Energi Tuhan untuk kehidupan mereka; bagaimana orang Jawa berkomunikasi dengan semua makhluk lainnya? Apakah melalui Mantra?

 

Because Javanese people are deeply believed in developing Human Energy and communication with God Energy for their life; how did Javanese people communicate with all other beings? Is it going through Mantra? 

 

 

3 A

Tidak, bukan. Kepercayaan tradisional Jawa kuno; tidak mengenali mantra sebagai bentuk komunikasi dengan makhluk lain. Semua perkataan yang diajarkan nenek moyang mereka itu sebenarnya bagian dari tata cara ritus atau tata krama berkomunikasi dengan makhluk lain.

 

No, it is not. The old traditional Javanese spirituality; do not recognized mantra as a form of communication to other beings. All the words which are taught by their ancestors it is actually part of the procedures of rite or the etiquette on communicating to the other beings

 

 

4 Q

Apakah mantra menurut pengetahuan dan pemahaman orang Jawa kuno?

 

What is a Mantra according to the ancient Javanese knowledge and understanding?

 

 

4 A

Mantra adalah sekumpulan kata yang disusun dengan cara tertentu dan diucapkan berulang kali untuk melakukan tujuan tertentu. Secara historis, Mantra ini diajarkan kepada orang-orang yang mempelajari spiritualitas dan telah mencapai tingkat kemampuan tertentu dalam spiritualisme. Dalam aturannya pemberian kalimat mantra itu harus dirahasiakan. Sebenarnya, karena arti setiap Mantra memiliki maksud dan kekuatan tertentu; itu tidak boleh diajarkan kepada orang biasa yang tidak belajar dan melakukan ritus dan ritual. Sangat dilarang untuk mengajarkan mantra kepada orang yang tidak belajar. Untuk mengubah susunan kata Mantra juga dilarang

 

Mantra is a set of words which is structured in a certain way and be spoken repeatedly to performed a certain duty. Historically this Mantra is taught to the people who learned spirituality and had achieved a certain level of ability in spiritualism. The rules of giving the knowledge of a Mantra it should be in secrecy. Actually, since the meaning of each Mantra had a certain intention and power; it should not be taught to common people which wasn’t learning and performing the rite and ritual. To teach a Mantra to people who isn’t learning is absolutely forbidden. To change the Mantra wordings is also forbidden

 

Dalam Spiritualisme Jawa; diharapkan semua manusia dapat melakukan meditasi sampai ke tingkat tertinggi yang dapat mereka lakukan dalam hidup mereka. Minimal harus bisa mencapai tingkat 'Manunggaling Kawulo Gusti' (lihat: Series Meditasi – Intermediate 3) dalam meditasinya. Kemampuan untuk melakukan meditasi hingga tingkat ini akan menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan mantra apa pun dalam hidup mereka, selamanya.

 

In Java Spiritualism; it is expected that all human could performed a meditation to the highest level they could possibly done in their lifetime. At the minimum should be able to reach the level of ‘Manunggaling Kawulo Gusti’[2] (see: Meditation Series – Intermediate 3) in their meditation. Ability to performed meditation up to this level will abolished the need of using any Mantra in their life, ever.

 

Mantra diajarkan dalam Hinduisme bukan dalam kepercayaan Jawa. Kepercayaan tradisional Jawa tidak menggunakan Mantra untuk meditasi dan ritual mereka. Namun, karena tatanan sosial yang menghubungkan Spiritualitas Jawa dan Hindhuisme, Buddha dan terakhir semua agama yang berakar dari Nabi Ibrahim; Penggunaan mantra secara luas dikenal dan digunakan sebagai bagian dari ritus dan ritual seperti yang kita kenal sekarang

 

Mantra is taught in Hindhuism not in Java spiritualism. Traditional Javanese spiritualism do not use Mantra for their meditations and rituals. However, because of the social fabrics which interlace Javanese Spirituality and Hindhuism, Buddhism and lastly all the Abrahamic roots religions; the used of Mantra is widely known and used as part of the rite and rituals as we know now.

 

Niat utama menggunakan Mantra adalah untuk 'Perwujudan dari permintaan mereka'

 

The main intention on using a Mantra are for ‘Manifestation of their request’

 

 

5 Q

Apakah menggunakan mantra itu salah atau menyimpang?

 

Is using Mantra is wrong or deviate? 

 

 

5 A

Pertama, lihat informasi dibawah ini

 

First, see the below information

 

 



Seperti yang diajarkan dalam beberapa agama; doa yang diulang-ulang dalam waktu tertentu diyakini memiliki kekuatan untuk mewujudkan permintaan kita

 

As taught in some religions; a prayer which is repeated in a certain time are believed to have a power to manifest your request.

 

Secara realistis, jika kita meminta sesuatu kepada Tuhan: 'Mengapa kita perlu mengucapkan permintaan kita berulang kali dan berkali-kali? Bukankah Tuhan adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat segalanya secara mutlak? Dan mengapa ada kebutuhan untuk mengulang serangkaian kata tertentu?’

 

Realistically, if you are requesting something to God: ‘Why you need to performed your request repeatedly so many times? Isn’t God is Hearing and Seeing absolutely everything? And why there are a need to repeat a certain set of wordings?’.

 

Ini sebenarnya karena tidak setiap manusia dapat berkomunikasi dan masuk ke Energi Tuhan setiap saat. Dengan mengulangi Mantra beberapa kali; diharapkan satu dari sekian kali itu pembaca dapat memasuki keadaan meditasi yang energinya menyatu dengan Energi Tuhan. Di Jawa ini disebut dengan 'Manunggaling Kawulo Gusti'

 

It is actually because not every human being is able to communicate and enter to God Energy at all times. In repeating the Mantra several times; it is expected that one of those many times the reader is entering a meditative state which is his/her energy is merging with God Energy. In Java it is called the ‘Manunggaling Kawulo Gusti’

 

Masalahnya, banyak guru agama atau spiritual yang tidak menjelaskan alasan sebenarnya untuk membaca doa yang berulang-ulang untuk waktu tertentu itu yang menjadi Mantra. Selain itu, para pengikutnya juga hanya mengikuti ritual tanpa mengetahui alasannya dan tidak pernah bertanya

 

The problem is many religious or spiritual teacher do not explain the actual reasons of delivering a repeated Prayer for a certain time which than becoming a Mantra. Also, the followers just follow the rituals without knowing the reasons and never asked

 

 

6 Q

Mengapa Mantra dikenal sebagai media untuk memasuki Energi Gelap?

 

Why Mantra is known as a medium for entering Dark Energy?

 

 

6 A

Kita harus mulai dari klasifikasi penggunaan Mantra seperti di bawah ini:

 

We should start from the classification of the usage of Mantra as below:

 

 


 

Dari daftar di atas; kita dapat melihat apa yang biasanya diharapkan orang dari melafalkan Mantra. Batasannya sangat halus antara memasuki Energi Tuhan dan Alam Gelap (Energi Gelap)

 

From the above list; we can see what is usually people expecting from reciting a Mantra. It is a delicate boundary between entering God Energy and Dark Realm (Dark Energy).

 

Membaca doa yang diulang dalam jumlah tertentu (menjadi perangkat ritual); itu diklasifikasikan sebagai Mantra; karena kemungkinannya akan menarik perhatian tertentu. Siapapun yang melakukan ini; harus mampu mengontrol penggunaannya dengan cermat. Jika dimaksudkan untuk menerima Energi Tuhan; yang pertama niat awal harus dibuat jelas dan teguh; dari saat sebelum, selama dan setelah doa. Harus dipahami juga; bahwa Tuhan tidak pernah mewujudkan permintaan kita dengan segera dan sangat jarang yang diwujudkan itu mengikuti cara yang kita inginkan

 

Reciting a repetitive prayer for a certain number of times (becoming a set of rites); it is classified as a Mantra; due to the possibilities it may attract to. Anybody who do this; should carefully controlled the usage. If it is intended to received God Energy; the first intention should be made clear and unwavering; from before, during and after the prayer. It should be understood as well; that God is never manifesting your request immediately and very rare that it will follow they way you wanted it.

 

Perwujudan dari permintaan kita oleh Tuhan selalu sebagai berikut; waktu, jenis dan tujuan jangka panjang adalah keputusan-Nya. Perwujudannya mungkin berragam atau berbeda atau mirip dengan permintaannya kita dan kita diharapkan menerimanya sebagai bagian dari keberadaan kita di dunia in

 

Manifestation of your request by God is always as follow; time, type and long term purposed is His decision. The manifestation may vary or different or similar only to your request and you are expected to received it as part of your existence in this world

 

Pewujudan permintaan kita oleh Energi Gelap akan sangat menggoda. Banyak pengalaman menunjukkan bahwa permintaan tersebut diwujudkankan hampir secara instan, hampir persis seperti yang diminta kita. Pastinya itu menciptakan kepuasan bagi orang yang membaca Mantra. Namun, jenis perwujudan ini biasanya memiliki dampak samping dalam jangka panjang. Dampak samping ini biasanya muncul setelah kita meninggal dunia; yang berarti muncul dalam Kehidupan kita setelah Kematian. Banyak orang tidak peduli tentang itu; karena hanya muncul setelah kehidupan duniawi ini. Sikap ini tidak disarankan dan siapa pun yang berpikir ingin mengikuti cara ini; akan lebih baik untuk berpikir dua kali atau lebih sebelum Anda menyesali keputusan Anda

 

Manifestation of your request by Dark Energy will be very tempting. A lot of experiences showed that the request is manifested almost instantly, almost exactly as per your request. For sure it created satisfaction to the person who performed the Mantra. However, this type of manifestation usually had a side impact in the long run. This side impact usually appears when your life in this world is finished; which is mean appear in your Life after Death. Many people don’t care about it; because it only appears after this worldly life. This attitude is not advisable and anybody who think they want to follow this way; it would be better to think twice or more before you will regret your decision.

 

 

7 Q

Lantas, apakah dan bagaimana cara terbaik menggunakan Mantra atau Doa menurut Spiritualisme Jawa?

 

So, what is and how is the best way to use Mantra or Prayer according to Java Spiritualism?

 

 

7 A

Spiritualitas Jawa Kuno mereka tidak mencampurkan Spiritualisme mereka dengan Mistisisme, Sihir, Clairvoyancy dan pengetahuan serupa

 

The ancient Javanese Spirituality they don’t mixed their Spiritualism with Mysticism, Magic, Clairvoyancy and similar knowledge

 

Dalam Spiritualisme Jawa mereka tidak menggunakan Mantra tetapi menggunakan Doa dalam meditasinya. Dalam doa, Meditator diminta untuk menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada Tuhan. Permohonan yang dirujuk kepada Tuhan adalah permohonan: pengampunan atas kesalahan diri sendiri dan permohonan agar senantiasa dalam pancaran cahaya ilahi

 

Java Spirituality they are not using Mantra but using Prayer on their meditation. In the prayer. The meditator is requested to fully surrender their self to God. The request which was cited to God is request for: forgiveness of self-mistake and request for always be in the radiance of the divine light

 

Untuk orang Jawa; kepercayaan untuk melepaskan hidup mereka ke tangan Tuhan sangat kuat dan begitu mereka melakukan meditasi dan meleremkan pikiran mereka; mereka berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan dan menjalani hidup mereka tanpa penyesalan. Apapun yang Tuhan bawa dalam hidup mereka; mereka akan menerimanya sebagaimana adanya dalam kedamaian dan harmoni

 

For Javanese people; the trust on releasing their life to God hands is very strong and once they perform the meditation and silencing their mind; they surrender to God and walk on their life without any regret. Whatever God bring to their life; they will accept it as it is in peace and harmony

 

 

8 Q

Apakah membaca Mantra berbahaya untuk hidup kita?

 

Is reciting Mantra dangerous for our life?

 

 

8 A

Contoh yang bagus adalah penelitian Dr. Masaru Emoto tentang air. Kristal air berubah tergantung pada emosi, bacaan atau apapun yang Anda berikan ke air. Jika kristal air bisa berubah karena emosi yang kita transfer ke mereka; doa atau mantra kita pasti bisa mengubah energi yang ingin kita rubah

 

 

 

 


 

A good example is Dr. Masaru Emoto researched about water. The crystal of the water was change depends on the emotions, reading or anything that you give to the water. If a water crystal could change due to the emotion that we transfer to them; our prayer or mantra definitely can change the energy that we intended to change

 

Tapi, permintaan melalui Doa dan Mantra tidak sesederhana mengubah kristal atau bentuk atom sebuah sel. Biasanya, permintaannya adalah tentang mengubah sesuatu hal yang penting atau perwujudan dari keinginan dll. Dan permintaan tersebut diajukan melalui dimensi energi lain; baik itu Energi Tuhan atau Energi Gelap. Ini adalah persoalan yang berbeda. Doa atau Mantra keduanya harus melalui jalinan jaringan energi berkekuatan super. Jaringan ini adalah apa yang dikenal sebagai Sumber Kehidupan.

 

But, the request through Prayer and Mantra usually not as simple as changing the crystal or atomic level of a cell. Usually, the request is about changing a significant items or manifestation of a desires etc. And the request is going through another dimensions of energy; either God Energy or Dark Energy. This is a different matter. Prayer or Mantra both are going through a web of super-power energy interlace. This interlace is what we called The Source of Living matters

 

Dalam spiritualisme Jawa kuno yang asli; penggunaan mantra tidak ada tetapi dalam ritual adat Jawa (setelah interaksi dengan kepercayaan dan agama lain); penggunaan mantra dikenal luas. Di Jawa penerapan Mantra harus melalui prosedur yang tertentu. Prosedur itu tidak bisa diubah dan memiliki konsekuensi jika prosedur tidak diikuti

 

In ancient original Java spiritualism; the used of Mantra is not existence but in Java traditional rituals (after interactions with other beliefs and religions); the use of Mantra is widely known. In Java the applications of Mantra had to be through a rigid procedure. It can’t be change and it has a consequence if the procedures are not followed

 

Karena tatacara yang ketat itu, melafalkan mantra tidak disarankan bagi orang yang tidak memahaminya.

 

 

 

 

Because of that firm procedures, reciting a Mantra is not advisable for people who don’t understand it.

 

 

9 Q

Apakah membaca Mantra terkait dengan Meditasi dan Puasa?

 

Is reciting Mantra related to Meditation and Fasting?

 

 

9 A

Karena Spiritualisme Jawa tidak melafalkan Mantra; dalam Meditasi Jawa juga tidak membaca Mantra (untuk informasi tentang Meditasi lihat: Seri Meditasi)

 

As Javanese Spiritualism don’t recite Mantra; in Javanese meditation isn’t reciting Mantra too (for information about Meditation see: Meditation Series).

 

Puasa di Jawa dimaksudkan untuk menguasai ilmu Kekuatan Gaib (Kesaktian). Jenis puasa di Jawa sebagai berikut:

 

 


 

 

Fasting in Java is intended for mastering a Magical Power knowledge. The type of Fasting in Java (see above)

 

Dalam kepercayaan Jawa kuno, melafalkan mantra tidak hanya tentang meditasi dan puasa tetapi semua prosedur secara total harus diikuti dengan ketat; Ini termasuk semua PITUNGAN (perhitungan) berdasarkan Sistem Kalender Jawa (lihat Seri 7.01 - Astronomi Jawa & Seri 7.02 - PAWUKON Almanak Jawa) yang digunakan untuk menentukan tempat, hari, waktu dll

 

In old Javanese belief, reciting a Mantra not only about Meditation and fasting but all the total procedures should be followed strictly; this include all PITUNGAN (calculation) based on Javanese Calendar System (see Series 7.01 – The Javanese Astronomy & Series 7.02 – PAWUKON The Javanese Almanac) which is used to determine place, day, time etc

 

Kalau melewatkan satu prosedur; maka harus mengulang dari awal lagi. Itulah alasan di balik banyaknya kegagalan dalam memperoleh Mantra atau kegagalan dalam mewujudkan keinginannya

 

If you missed one procedure; you should do it all over again. That is the reason behind a lot of failure on obtaining the Mantra or failure in achieving the intention

 

 

10 Q

Sangat rumit. Apakah orang-orang zaman sekarang masih melakukan hal-hal seperti itu, dengan segala kesulitannya itu?

 

That is very complicated. Do people today still do things like that, with all of that difficulties?

 

 

10 A

Tidak banyak tapi masih ada | Not many but yes there is

 

 

11 Q

Banyak orang menggunakan Mantra dalam meditasi untuk mencapai 'transendental atau keheningan total'. Pembacaan mantra ini diajarkan dengan seadanya di seluruh dunia. Sepertinya atau kelihatannya tidak memiliki dampak samping dan -dalam beberapa kasus- membantu meditasi mereka atau tercapai apa yang mereka inginkan. Apa pendapat anda tentang praktik ini yang terjadi di seluruh dunia?

 

A lot of people using Mantra for meditation to achieved ‘transcendental or total silence’. This Mantra chanting is taught in a casual manner around the world. It seems or looks like it doesn’t have any side impact and -in some cases- it helps their meditation or achieving what they want. What is your opinion about this practice around the world?

 

 

11 A

Tidak disarankan untuk mengucapkan mantra apa pun dengan cara seperti itu. Mantra juga tidak dibuat dan digunakan untuk sekedar iseng. Kebanyakan Mantra atau Doa diberikan kepada seseorang dahulu kala setelah orang tersebut mengalami banyak cobaan dalam hidupnya. Ini semakin memperjelas bahwa Mantra tidak untuk digunakan tanpa tatakrama. Saya sama sekali tidak setuju dengan cara mengajarkan Mantra untuk bermeditasi. Meditasi adalah tentang mengheningkan pikiran kita dan menyerahkan diri kita. Ini tidak ada hubungannya dengan pengucapan Mantra. Jika mereka berkata bahwa mereka mencapai Transendental melalui pengucapan Mantra; Saya meragukannya karena Meditasi Transendental adalah 'Manunggaling Kawulo Gusti atau Menyatukan diri dengan Energi Tuhan'. Dalam Meditasi tradisional Jawa, keadaan meditasi seperti itu ini dapat dicapai melalui Meditasi saja tanpa perlu pengucapan Mantra

 

It is not advisable to chant any Mantra in such manner. Mantra is not casually created and use for casually, too. Most Mantra or Prayer is given to somebody long time ago after that person going through a lot of trials in their life. It is definitely not to be used in casual manners. I don’t agree on teaching Mantra for meditation, at all. Meditation is about silencing your mind and surrendering yourself. It has nothing to do with Mantra chanting. If they said they achieved Transcendental through Mantra chanting; I doubt it because Transcendental Meditation is ‘Manunggaling Kawulo Gusti or Merging yourself with God Energy’. In traditional Javanese Meditation this state of meditation could be achieved through Meditation only without any Mantra chanting

 

Selain itu, jika kita mengucapkan mantra selama meditasi, kemungkinan kita akan terkonsentrasi pada mantra adalah 100%. Dampaknya adalah kita kehilangan perasaan terhadap Energi Tuhan yang selalu sangat halus. Pada saat yang sama (ketika kita kehilangan perasaan kita terhadap Energi Tuhan) Energi lain akan mencuri meditasi dan masuk ke tubuh kita mirip (tapi menipu) dengan Energi Tuhan

 

Furthermore, if you chant a Mantra during your meditation, the possibility that you will have a concentration thought to the Mantra is 100%. The impact is you lose your feelings towards God Energy which is always very subtle. In that same instant (as you are losing your feelings towards God Energy) another Energy will steal the meditation and enter to your body looking like (imposter) God Energy

 

Orang mungkin berpikir bahwa mereka berserah diri kepada Tuhan tetapi itu salah karena kamu kehilangan perasaan berserah pada Tuhan saat kamu mengucapkan Mantra. Kamu akan menyerah pada Mantra dan bukan kepada Tuhan; bahkan ketika kita menggunakan Doa yang kita ucapkan seperti Mantra; kemungkinan bahwa kita akan kehilangan Energi Tuhan sangat besar.

 

You may think that you are surrendering to God but it is wrong because you lost your surrender to God feelings when you chant a Mantra. You will surrender to the Mantra and not to God; even when you are using a Prayer that you chanting it like a Mantra; the possibility that you will lose God Energy is huge.

 

Lebih baik mengikuti pernapasan Anda -tarik dan buang napas- dan memperlambatnya untuk menenangkan pikiran Anda (lihat: Seri Meditasi – dari Meditasi untuk Pemula sampai Menengah) dan berserah dirilah untuk belajar merasakan Energi Tuhan

 

It is better to follow your breathing -inhale and exhale- and slow it down to calm down your thinking (see: Meditation Series – from Beginner to Intermediate) and surrender everything to learn to feel God Energy

 

 



[1] We advised for reader to read scientific R&D about multiverse. A lot of them can be checked through Google

[2] Manunggaling Kawulo Gusti see: Meditation Series – Intermediate 3



Comments

Popular Posts