SERIES 2 - No. 2 SERAT WEDHATAMA
|
SERAT WEDHATAMA |
1 |
Mengenai
Serat Wedhatama (SW), kenapa buku ini sangat penting dalam spiritualisme
Jawa? |
|
About Serat[1]
Wedhatama (SW), why this book is considered the most important book in
Javanese spiritualism? |
|
|
A |
Karena
pengupasan tentang spiritualisme Jawa yang masih bisa di baca sampai saat ini
dan secara lengkap mengupas arti hidup bagi manusia dari lahir sampai mati
ada di Serat Wedhatama yang ditulis oleh Mangkunegoro IV (1809 – 1881) |
|
Serat
Wedhatama ditulis oleh Mangkunegoro IV sebenarnya adalah karena kekecewaan
beliau terhadap sikap keluarga dan anak2nya yang mengagungkan ajaran agama
yang dating dari luar Jawa dan merendahkan ajaran spiritualisme Jawa yang
sesungguhnya sudah terbukti ribuan tahun ketangguhannya |
|
Didalam
SW di ajarkan hal2 sbb: 1.
Agama atau ageman[2]
itu bukan hanya berbentuk yang terlihat saja; tetapi juga berbentuk makna
yang harus dipahami dalam menjalani kehidupan 2.
Ageman harus dapat menjadikan manusia yang mandiri
dalam mengolah kehidupannya dan tidak tergantung kepada arahan dari Kitab,
Nabi dll yang bahasanya saja tidak dikenal apalagi dimengerti 3.
Didalam SW ditekankan pentingnya memahami makna dari
‘Manunggaling kawulo gusti’ |
|
Because, the detail explanation about the true Javanese
spiritualism that can still be read to this day and completely explores the
meaning of human life -from birth to death- is written in the Wedhatama;
which is created by Mangkunegoro IV[3]
(1809-1881) |
|
Serat Wedhatama, written by Mangkunegoro IV, was
actually due to his disappointment at the attitude of his owned families and
children’s who glorified religious teachings that came from outside Java
(overseas) and demeaned the teachings of Javanese spiritualism which had
proven its resilience for thousands of years |
|
In the Serat Wedhatama are taught the following
things: 1.
Religion or ageman is not just about physical
being; but also, in the form of meaning that must be understood in life 2.
Ageman must be able to make people independently
processing their lives and not dependent on the direction of any Holy Book, or
Prophet etc; whose language is not known or understood 3.
In Serat Wedhatama it is emphasized the
importance of understanding the meaning of 'Manunggaling Kawulo Gusti'[4] |
|
|
2 |
Kenapa
agama disebut ageman? |
|
Why religion is called Ageman? |
|
|
A |
Ageman
itu adalah lelaku atau keyakinan spiritual yang tercermin di kehidupan
sehari2 |
|
Ageman is a spiritual life or spiritual belief that
is reflected in daily life |
|
|
3 |
Jadi
kalau bisa di simpulkan inti dari ajaran Serat Wedhatama itu apa sebenarnya? |
|
So, if you can conclude the essence of the teaching in
Serat Wedhatama; what is it? |
|
|
A |
Diajarkan
tatacara berkehidupan dan berperilaku sejak Lahir → Berkarya → menjelang ke Matian |
|
It is a teaching on the way to live human life and human
behavior since birth → work → before death |
|
|
4 |
Didalam
Serat Wedhatama tidak disebutkan secara mendetail tatacara melakukan
kehidupan dan perilaku. Bukannya hal ini akan mengakibatkan banyak pandangan
yang saling berbeda?. Lalu bagaimana caranya mengetahui tatacara yang tepat
untuk melaksanakan kehidupan dan perilaku spiritualisme Jawa? |
|
In the Serat Wedhatama it is not mentioned in detail
how to conduct our life and behavior. Isn’t this will resulting in many conflicting
views? Then, how do you know the
proper procedure for carrying out the life and behavior of Javanese
spiritualism? |
|
|
A |
Memang
di Serat Wedhatama tidak dijelaskan mendetail tatacaranya. Hal ini karena
tatacara itu sudah mandarah daging di Jawa selama ribuan tahun. Walaupun
demikian di dalam Serat Wedhatama itu di ingatkan rambu2 yang harus di
mengerti oleh manusia, untuk memiliki harga diri harus berbekal, hal2 sbb: 1.
KELUHURAN BUDI 2.
KEMAKMURAN (tidak berarti kekayaan tetapi tidak
boleh mengemis) 3.
ILMU PENGETAHUAN (pendidikan) |
|
Jadi,
Serat Wedhatama ini mengajarkan pengembangan diri terhadap 3 hal tersebut.
Pemahaman ke 3 hal ini yang disebut: ILMU SEJATI Dari
pemahaman ini manusia diajarkan untuk memahami jiwa nya sendiri. Dari situlah
setiap permasalahan hidup manusia bisa diatasi |
|
Jadi
di dalam Serat Wedhatama memang tidak di detailkan tatacara melakukan
kegiatan beragama secara fisik; tetapi di jelaskan proses yang akan dicapai
dengan melalui spiritualisme Jawa yang sudah dikenal ribuan tahun itu dengan
tujuan akhirnya adalah menyongsong kematian di dalam kesempurnaan (moksa) |
|
Indeed, the Serat Wedhatama is not explaining in
detail about the etiquette (procedure, rite or code of conduct). This is
because the procedure has been ingrained in Java for thousands of years.
Nevertheless, in Serat Wedhatama it is reminded about the cue that must be
understood by humans, for their owned self-esteem are the following things: 1. HONOR 2. WELL BEING (doesn't mean wealthy but also not a beggar) 3. KNOWLEDGE (education) |
|
So, Serat Wedhatama teaches self-development of those
3 things. Understanding these 3 things is called: ILMU SEJATI (The Truth) From this understanding humans are taught to
understand their own souls. From there; than all human can cope with their problem
in life |
|
So, in Serat Wedhatama there is no detail on the
procedure for religious ritual in terms of physical activities; But it
explains the process that will be achieved through Javanese spiritualism which
was known for thousand years with the ultimate goal is to reach death in
perfection (moksa) |
|
|
5 |
Karena
semua keterangan disini masih di dalam bentuk filosofis; apa bentuk nyata
dari pemahaman spiritualisme jawa yang sudah mendarah daging itu. Contohnya
apa? |
|
Because all the information discussed here is still
in philosophical form; what is the real and actual form of understanding
Javanese spiritualism. Please, give me an example? |
|
|
A |
Misalnya: ·
Teguh, sabar, tekun. Teliti dan hati2 itu menjadi
watak dasar budi pekerti Jawa (eling lan waspada[5]).
Tujuannya untuk membangun keheningan cipta (Lerem) untuk berhubungan dengan
energi Sang Pencipta |
|
For example: ·
Persistence, patient, persevering. Diligence and vigilant
are the honorable Javanese character (remember and mindful). The aim is to
establish serenity (Lerem) to connect with God energy |
|
|
6 |
Adakah
diajarkan tatacara fisik untuk melaksanakan hal tersebut? |
|
Are there any teaching for the actual procedures to do
this? |
|
|
A |
Ada.
Meditasi |
|
Yes, there is. Meditation |
|
|
7 |
Selanjutnya,
mengenai Kemandirian dalam mengolah kehidupan tanpa bantuan kitab atau nabi2
atau Manunggaling Kawulo Gusti. Adakah tatacara yang diajarkan? |
|
Furthermore, regarding Independence in managing life
without the help of religious books or any prophets which is called Manunggaling
Kawulo Gusti[6].
Are there a procedure that can be taught? |
|
|
A |
Dalam
SW diajarkan 4 macam manembah[7]: 1.
Sembah Raga 2.
Sembah Cipta 3.
Sembah Jiwa 4.
Sembah Roso Dari
4 tingkatan proses inilah yang akan menuju kepada Cahaya Ilahi |
|
Dari
dahulu, ajaran spiritualisme Jawa ini tidak mengenal ajaran yang penuh tabir
yang menunjukkan hasil reka2an yang bisa dilihat dari cara menggunakan
amalan2 yang aneh2. Spiritualisme Jawa tujuannya hanya ingin menemukan Cahaya
Ilahi. |
|
Dan
juga ajaran spiritualisme Jawa; dari dahulu tertib, teratur, runtut dan
harmonis. Disini ditekankan bahwa Sembah Raga tidak lah cukup untuk dapat mencapai
Cahaya Ilahi. Tetapi harus ditingkatkan sampai mencapai Sembah Roso. Didalam
Serat Wedhatama proses ini diuraikan semuanya |
|
Mengenai
Cahaya Ilahi; hal ini tidak dapat dicari dan diciptakan. Karena dalam
spiritualisme Jawa; di percaya bahwa Cahaya Ilahi adalah anugerah yang akan
diberikan kepada semua orang (tanpa terkecuali) yang telah mencapai Sembah
Roso. |
|
‘Manunggaling
Kawulo Gusti’ adalah pencapaian Sembah Roso yang paling sempurna yang
dianugrahi Cahaya Ilahi (bersatu dengan Cahaya Ilahi). Didalam proses ini;
Cahaya Ilahi tidak lagi dicari. Tetapi proses ini sudah menyatu dengan diri
si manusia nya tanpa perlu mencari lagi. |
|
Pencapaian
ini adalah pencapaian tertinggi dari manusia dalam pencarian Cahaya Ilahi.
Hal ini yang disebut sebagai ‘Sangkan Paraning Dumadi’ |
|
In Serat Wedhatama there are 4 kinds of meditation: 1.
Meditation as a Ritual 2.
Meditation for The Creator 3.
Meditation for self-Spirits 4.
Meditation with Roso (is combination of
all three) These are 4 stages of meditation process which will
lead to the Divine Light |
|
Since the beginning, the teachings of Javanese
spiritualism did not recognize an obscured teaching which showed a fake
result which can be seen from how the use of strange Chanting (Spells) and
other occult practices. The goal of Java spiritualism is only to find God
Divine Energy |
|
And also, the teachings of Javanese spiritualism; right
from the start is: orderly, well-organized, coherent and harmonious. It is
emphasized here that the Worship as a Ritual is not enough to reach the
Divine Energy. But it must be increased until it reaches the Worship with
Roso. Serat Wedhatama explained everything about this process |
|
Regarding the Divine Energy; it cannot be sought and
created. Because in Javanese spiritualism; it is believed that the Divine Energy
is a gift that will be granted to all people (without exception) who have reach
the Meditation with Roso |
|
‘Manunggaling Kawulo Gusti’ is the most perfect
achievement of the Roso Meditation given by the Divine Energy (united with
Divine Energy). In this process; Divine Energy is no longer sought. But it is
integrated with the person without the needed to search it again. |
|
This achievement is the highest level any human-being
could achieved in the search for the Divine Energy. This is called 'Sangkan
Paraning Dumadi'[8] |
|
|
8 |
Mengenai
rambu2 yang di sebut dalam Serat Wedhatama ‘Keluhuran
Budi’ dapat dimengerti walaupun sulit di laksanakan ‘Ilmu
Pengetahuan atau pendidikan’ juga dapat dipahami |
|
Mengenai
‘Kemakmuran’; hal ini sering dikaitkan dengan arti bahwa untuk menjadi
seorang yang ‘Waskita’ harus miskin. Akibatnya bagi manusia saat ini; hal ini
menjadi dilemma karena ‘semua orang ingin makmur dan kaya’. Didalam ajaran agama
tertentu; ada waktu2 dimana seseorang diberi kesempatan untuk melakukan
Dharma dengan menjalani kehidupan di biara selama waktu tertentu. Didalam
biara ini kehidupan memang dijalankan dengan sangat sederhana. Dengan
demikian diharapkan para pelaksana Dharma pada saat kembali kedunia nyata
dapat mengurangi nafsu2nya Menurut
Spiritualisme Jawa; Harta, kemakmuran dan kemiskinan itu apa sebetulnya? |
|
Regarding the signs mentioned in Serat Wedhatama: 'Noble character' can be understood even it is
difficult to implement 'Science or education' can also be understood |
|
Regarding 'Prosperity'; this is often associated
with the meaning that to be an ‘Elevated Soul’ one must endure poverty. These
in result for today peoples; is causing a dilemma because 'everyone wants to
be prosperous and rich'. In certain religious teachings; they do advise a
certain length of times for people to be given the opportunity to practice
Dharma by living in a monastery for a certain length of time. Life in the
monastery is very simple and basic. Thus, it is hoped that the practitioners
of Dharma could reduce their unnecessary worldly passions upon returning to
the real world According to Javanese Spiritualism; What is wealth,
prosperity and poverty means? |
|
|
A |
Didalam
ajaran Jawa intinya adalah keselarasan jiwa dan raga. Tidak ada keharusan
untuk menjadi Kaya atau Miskin. Semuanya harus disesuaikan dengan masing2
jiwa dan raganya. |
|
Tidak
ada larangan untuk menjadi sangat kaya tetapi diharapkan keselarasan dalam
berkehidupan dengan lingkungannya |
|
Juga,
tidak dianjurkan untuk menjadi sangat miskin (pengemis) diharapkan
keselarasan dengan sewajarnya dalam berkehidupan |
|
Kemakmuran
tidak dimaksudkan sebagai kekayaan yang melimpah; tetapi memiliki penghasilan
yang cukup untuk dirinya atau keluarganya |
|
Intinya
semuanya diharapkan seimbang dan selaras |
|
In Javanese teaching; the main essence is living in harmony
of body and soul. It is not compulsory to be Rich or Poor. Everything should
be in accordance to each body and soul |
|
There is no prohibition on becoming super rich but living
in harmony with it is environment is expected |
|
Also, it is not recommended to be very poor
(beggars); it is expected to be in harmony as in normal sufficient life style |
|
Prosperity is not intended as abundant wealth; but it
should have enough income for himself or his family |
|
In principle, everything is expected to be balanced
and harmonious |
|
|
9 |
Mengenai, Serat Wedhatama yang terdiri dari: 1.
Pangkur – Sembah Raga 2.
Sinom – Sembah Cipta 3.
Pucung – Sembah Jiwa 4.
Gambuh – Sembah Roso |
|
Bagaimana
penerapannya dalam Meditasi Jawa? |
|
About Serat Wedhatama, which consists of: 1.
Pangkur – Raga Meditation 2.
Sinom – Cipta Meditation 3.
Pucung – Jiwa Meditation 4.
Gambuh – Roso Meditation |
|
How is the implementation in Jawa Meditation? |
|
|
A |
Penerapannya
didalam meditasi Jawa bisa dikelompokkan dalam 2 kelompok mengikuti 4 bagian
tersebut. |
|
Kelompok
1: menjalankan sesuai dengan tingkatan tersebut dan setiap bagian itu
membutuhkan suatu proses dan waktu. Kelompok
2: bisa melakukan ke 4 proses tersebut dalam satu kali meditasi |
|
Ke
dua kelompok ini membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang dan tidak
mudah. Yang membedakan adalah pemahaman atas proses2 ini. |
|
Implementation of those meditation in Jawa can be
categorized in two group |
|
First group: followed all the 4 meditations step by
step and every step needs process and time |
|
Second group: they can do all process (all four
meditation) in one time |
|
Both categories will need to go through an uneasy process
and long time. The difference is the understanding of the meditator to the
process they go through |
|
|
10 |
Lebih
baik dijelaskan satu persatu. Agar bisa lebih dimengerti. Pertama, mengenai
Pangkur atau Sembah Raga. Apakah yang dimaksud dengan sembah raga? Apakah ini
adalah pelaksanaan ritualnya atau ini adalah hal yang lain? |
|
It will be better to explained one by one. In order
to get a better understanding. First, regarding Pangkur or Raga. What is
meant by Raga Meditation? Is this the implementation of the ritual or is this
something else? |
|
|
A |
Yang
harus dipahami pertama adalah: didalam SW bagian pertama intinya merupakan
gambaran dasar kehidupan manusia didunia nyata. Hal-hal yang digambarkan di
dalam Pangkur adalah panduan dasar bagi manusia dalam mempersiapkan dirinya
untuk menuju kesempurnaan. |
|
Sembah
Raga adalah sembah atau meditasi yang dilakukan secara badan saja. Tidak
tergantung kepada kepercayaan tertentu dan meditasi ini paling sering
dilakukan dan diajarkan kepada masyarakat umum yang ingin belajar meditasi
untuk kepentingan apapun. Sembah Raga tidak tergantung kepada ritual atau
prosesi tertentu. Sembah Raga dapat dilakukan dimana saja dan oleh siapa
saja. |
|
Walaupun
ini hanyalah Sembah Raga yang paling dasar; tetapi harus dipahami benar
supaya bisa dilanjutkan kepada tingkatan yang berikutnya. Banyak orang yang
menganggap Sembah Raga ini tidak ada gunanya; tetapi sebenarnya Sembah Raga
ini adalah awal dari pemahaman dan kemampuan untuk lanjut ke tingkat yang
lebih tinggi. |
|
Untuk
lebih detailnya proses ini akan dibahas didalam Sesi Meditasi |
|
What must be understood first is: in SW the first
part is essentially a basic picture of human life in the real world. The
things described in Pangkur are basic guidelines for humans in preparing
themselves towards perfection. |
|
Sembah Raga is a homage or meditation that is done
only by our body. It does not matter, what is your religion and this
meditation is most often done and taught to the general public who want to
learn meditation for any purpose. Raga meditation is not dependent on certain
rituals or processions. Meditation can be done anywhere and by anyone |
|
Even though this is just the most basic Meditation;
but it must be understood correctly so that it can proceed to the next level.
Many people consider this Meditation to be of no use; but actually, this
Meditation is the beginning of understanding and the ability to go to a
higher level. |
|
For more details this process; to be discussed in
the Meditation Session |
|
|
11 |
Yang
kedua: Sinom – Meditasi Cipta. Bisakah di perjelas maknanya? |
|
The second: Sinom – Cipta Meditation. Can you
explain the meaning? |
|
|
A |
Sinom
dalam kehidupan digambarkan seperti anak yang menjelang dewasa (masa remaja)
yang umumnya berada ditahap mencari jati diri, ingin berontak keluar dari
aturan dll. Oleh karena itu, didalam Sinom dilakukan yang disebut Sembah
Cipta. |
|
Di
dalam Sinom, di ajarkan mengenai cara untuk mengatur keinginan2 yang
bergejolak dalam diri manusia. Sembah Cipta ini ditujukan agar manusia itu
belajar memahami dirinya sendiri. |
|
Disini
diberi contoh nama2 besar di Jawa yang melakukan hal ini, seperti: Panembahan
Senopati, Ratu Kidul dll. Disini di berikan gambaran bahwa kekayaan,
kecantikan, kedudukan dan kewibawaan pun belum tentu bisa memberikan
ketenangan batin. |
|
Juga
dijelaskan bahwa mempelajari ilmu2 yang datang dari luar belum tentu bisa
memberikan ketenangan batin, juga. |
|
Intinya
adalah: Sembah Cipta ini adalah peningkatan diri dari Sembah Raga untuk bisa
mengatur keinginan keduniawian manusia. Jadi, Sembah Cipta adalah meditasi
yang lebih mendalam; dalam hal memahami diri sendiri. |
|
Sinom in life is described as a child approaching adulthood
(adolescence) who is generally at the stage of looking for identity, wanting
to rebel out of the rules etc. Therefore, in Sinom the meditation is called
Sembah Cipta. |
|
In Sinom, it is taught about how to regulate
turbulent desires in humans. The worship of God is intended for humans to learn
to understand themselves. |
|
In Sinom, examples are given examples through big
names in Java, such as: Panembahan Senopati (Founder and King of Mataram), Queen
of South Sea etc. Here is given a picture that wealth, beauty, position and
authority may not necessarily be able to provide inner peace. |
|
It was also explained that studying knowledge that
came from outside the country might not necessarily provide inner peace, too. |
|
The point is: This meditation is the
self-improvement from Raga Meditation to aiming to controlled human worldly
desires. So, Cipta Meditation is a meditation in terms of understanding ourself |
|
|
12 |
Yang
ketiga: Pucung – Meditasi Jiwa. Apakah yang dimaksud dengan Meditasi Jiwa
ini? |
|
Third is Pucung – Jiwa Meditation. What is the
meaning of Jiwa Meditation? |
|
|
A |
Pada
Meditasi Jiwa ini, yang melaksanakan sudah mulai memahami Sembah Raga dan
Sembah Cipta. Didalam Sembah Jiwa ini; pelaku meditasi belajar untuk mengenal
Ruh diri sendiri. |
|
Karena
didalam Meditasi Cipta di pelajari cara mengatur semua sifat keduniawian maka
didalam Meditasi Jiwa ini pengenalan diri sudah lebih mendalam dan ketenangan
jiwa sudah lebih bisa dikuasai. |
|
Didalam
Meditasi Jiwa ini, para pelaksana sudah terlihat di dalam kehidupan
kesehariannya menjadi lebih sabar dan keinginan keduniawiannya sudah tidak
menggebu-gebu lagi. |
|
Jadi,
peningkatan pemahaman ini dapat dilihat dari perilaku pelaksananya. |
|
Dan,
didalam meditasi Jiwa ini karena sudah lebih mengenal Ruh diri sendirinya;
pelaksana sudah mulai belajar mengenal ROSO[9].
|
|
Didalam
Sembah Jiwa ini sudah mulai muncul kesadaran untuk menuju Sang Pencipta. |
|
In this Jiwa Meditation, those who carry out have
begun to understand the Raga Meditation and Cipta Meditation. In this Jiwa
Meditation; meditators learn to know and understand their own Spirit |
|
Because in Cipta Meditation, we learn how to control
our worldly desires, in this Jiwa Meditation, understanding of our own-spirit
is deeper and meditator will master the way to achieved a calmer soul |
|
In this Jiwa Meditation, the practitioners in their
daily lives have become more patient and their worldly desires are no longer explode |
|
So, this increase in understanding can be seen from
the behavior of the meditator |
|
And, in this Jiwa Meditation because it already
knows the Spirit itself better; meditator will begin to learn about ROSO. |
|
In this Jiwa Meditation, meditator has awareness
towards God energy had begun to arise |
|
|
13 |
Bagaimana
dengan sembah yang ke empat (Sembah Roso) |
|
How about the fourth meditation (Roso Meditation) |
|
|
A |
Didalam
Sembah Roso ini; pelaku dalam meditasinya sudah bisa memisahkan antara Roso
dan Pangroso[10].
Jadi didalam manembah benar2 Ruh sejatinya |
|
Disinilah
yang disebut Manunggaling Kawulo Gusti dan Sangkan Paraning Dumadi |
|
Inilah
Meditasi Jawa yang sesungguhnya dan yang dituju oleh manusia |
|
In this Roso Meditation; the meditator in their
meditation were able to separate between Roso and Pangroso. So in their
meditation it is their true Spirit who is meditating |
|
This is what is called the Manunggaling Kawulo Gusti
and Sangkan Paraning Dumadi |
|
This is the true Jawa Meditation which should be the
aim of all human |
|
|
14 |
Apa
maksud dari Manunggaling Kawulo Gusti? |
|
What is the meaning of ‘Manunggaling Kawulo Gusti’? |
|
|
A |
Yang
dimaksud dengan MKG adalah pada saat manusia menyadari bahwa didalam dirinya
ada Cahaya Hidup (Roh diri sendiri) yang bersatu dengan Cahaya Ilahi |
|
Didalam
Meditasi Roso itulah manusia menyadari bahwa yang memberikan hidup kedalam
diri manusia adalah Cahaya Ilahi. Pengolahan yang berkelanjutan dari Meditasi
Roso itu akan memberikan pengertian tentang pengetahuan mulai dari penciptaan
manusia hingga kembali kepada Tuhan |
|
Itulah
sebabnya kenapa SW menjadi pedoman hidup.; karena yang tertulis dalam SW
sudah dilakukan oleh para leluhur dan sudah terbukti kebenarannya selama
ribuan tahun. |
|
Keterangan
lebih detail akan dijelaskan di sesi Meditasi |
|
What is meant by Manunggaling Kawulo Gusti is when
humans realize that within themselves there is the Light of Life (their own
Spirit energy) that is united with the Divine (God) Energy |
|
At Roso Meditation; people will realize that what
gives life to humans is Divine Energy. The ongoing processing of Roso
Meditation will provide insight into knowledge ranging started from human
creation to returning to God |
|
This is the reason, why Serat Wedhatama is a way of
life; because what is written in Serat Wedhatama has been done by the
ancestors and has been proven true for thousands of years. |
|
|
|
More detail will be explained in Meditation Session |
|
|
15 |
Apa
yang dimaksud dengan Sangkan Paraning Dumadi? |
|
What is the meaning of Sangkan Paraning Dumadi? |
|
|
A |
SPD
adalah pemahaman mengenai proses manusia dari awal hidup sampai kepada titik
kematian |
|
Proses
yang dimaksud disini adalah mengenai proses pengenalan dan pemahaman Zat
Kehidupan |
|
Sangkan Paraning Dumadi is an understanding of the process
of human life from birth to the point of death |
|
The process referred to here is about the process of
recognition and understanding of the Substance of Life |
|
|
|
More detail will be explained in Meditation Session |
|
|
16 |
Didalam
Serat Wedhatama diceritakan mengenai meditasi untuk mengetahui arah kehidupan
yang akan datang; juga digunakan untuk mengetahui dan mengenal tujuan hidup
diri sendiri. Ke dua hal ini adalah pertanyaan yang yang paling sering muncul
di diri manusia yang belajar spiritualism. Sebetulnya, bisakah kedua hal ini
di capai oleh semua manusia, tanpa terkecuali? |
|
In the Serat Wedhatama it is told about meditation
to know the future direction of life; also, it is used to know and understand
the purpose of our own life itself. These two things are the questions that
most often arise in humans who study spiritualism. Actually, can these two
things be achieved through this meditation by all humans, without exception? |
|
|
A |
Kita
tahu, Meditasi disini terdiri dari 4: Raga, Cipta, Jiwa dan Roso. Meditasi
untuk mengenal diri sendiri adalah Meditasi Jiwa. Meditasi ini sangat
disarankan agar semua manusia mencapai titik meditasi ini. |
|
Untuk
mengenal tujuan hidup sendiri ke masa yang akan datang juga berada di
Meditasi Jiwa. |
|
Itu
sebabnya untuk mencapai titik ini tidak mudah. Dua tipe meditasi sebelumnya,
perlu di pahami, dihayati dan dilaksanakan dengan baik. |
|
Disarankan
untuk melakukan meditasi itu sebaiknya secara bertahap; termasuk untuk orang
yang memiliki indera ke 6. Karena walaupun memiliki indera ke 6, belum tentu
memahami inti tujuan hidup yang hanya bisa diketahui melalui proses meditasi
yang teratur dan terarah. |
|
Apalagi
untuk orang2 yang memiliki Indera ke 6; yang sudah terlanjur mempelajari
ilmu2 kesaktian keduniawian; sangat disarankan untuk memulai kembali meditasi
ini dari awal. Untuk mereka diperlukan pemahaman ulang mengenai Roh dan
Energy Ilahi. |
|
As we know, here our Meditation consists of 4: Raga,
Cipta, Jiwa and Roso. Meditation aiming to know your own spirit is Jiwa
Meditation. This meditation is highly recommended that all humans reach this
point of meditation |
|
To understand your own purpose in life in the future
is also through Jiwa Meditation |
|
That is why to reach this point is not that easy.
The two previous types of meditation need to be understood, lived with it and
carried out well. |
|
It is recommended that meditation be carried out
gradually; including for people who have already have a 6th sense. Because
even though they have a 6th sense, it is not always clear that they already understand
the core purpose of life which can only be known through a process of regular
and diligent meditation. |
|
Especially for people who have a 6th sense; who have
already studied worldly magic or occult powers; it is strongly recommended to
restart this meditation from the beginning. For them, a re-understanding of
the Divine Spirit and Energy is absolutely needed |
|
[1]
Serat is a Javanese word for Letter / Writings. Surat in Indonesian
[2]
Ageman is a Javanese word for Believing in God spiritually. Literal translation
is: Knowledge
[3]
Mangkunegoro is a King title at Pura Mangkunagaran Solo, Central Java
[4]
Manunggaling Kawulo Gusti is a Javanese words direct translation is: The union
of ‘man spiritual energy and God energy’
[5]
Eling lan waspada is a Javanese word meaning = remember and mindful
[6]
Manunggaling Kawulo Gusti literal meaning is The unity of Human Spirits Energy
and God Spirits
[7]
Manembah is a Javanese word = Menyembah Hyang = Worshipping God. The words came
from Sembah = Worship + Hyang = God
[8]
Sangkan Paraning Dumadi literal translation is a process to reach God. See further
information at further Q+A
[9]
Roso is a complex Javanese words to be translated. It included: feelings,
senses, passion, affection, tenderness, devotion, solicitude, mindfulness,
spirituality, holiness, piety and other similar related meanings
[10]
Pangroso is a Javanese word for: physical, corporeal, tangible (and other
similar) earthly desire
Comments
Post a Comment