SERIES 07 NO.01 - THE JAVANESE ASTRONOMY



 

Diskusi ini akan didedikasikan untuk pengetahuan yang hampir hilang / terancam punah yaitu sistem Kalender Jawa dan sistem Kosmologi nya. Kami membahas dan menjelaskan asal usul dari Kalender Jawa yang aslinya saja. Penting untuk kelanjutan seni budaya ini; karena budaya lain yang hidup di Jawa telah merubah dan menghilangkan seni budaya tersebut serta mengaburkan ilmunya. Kami berharap hal ini akan membuka wawasan bagi para peminat / peneliti, astrolog, pembaca kartu, pembaca masa depan, dan lainnya untuk meneliti lebih jauh pengetahuan kuno ini.

 

 

This discussion will be dedicated to the nearly lost / endangered knowledge of the Javanese Calendar system and its Cosmological system. We discuss and explain the origin of the original Javanese calendar only. This is important for the continuation of this cultural arts; because other cultures that live in Java have changed and eliminated these cultural arts and obscured their knowledge. We hope that this will open up the horizons of future enthusiasts / researchers, astrologers, card readers, readers and others to further explore this ancient knowledge

 

 

Pengetahuan dasar untuk, nama hari dalam bahasa Jawa, Indonesia dan Inggris sebagai berikut

 

 

Basic days name in Javanese, Indonesian and English as follow

 

 

 


 

1 Q

Setahu saya, Kalender Jawa adalah salah satu Kalender tertua di dunia. Secara historis, kapan Kalender Jawa dimulai?

 

 

To my knowledge, Javanese Calendar is one of the oldest Calendar in the world. Historically, when was The Javanese Calendar started?

 

 

 

 

1 A

Ada tiga (3) perhitungan sebagai berikut:

 

 

There are three (3) calculations as follows:

 

 

A

Kira-kira 15,000 tahun / Approximately 15,000 years

 

 

Dari tepat arah letak bintang SCORPIO kearah letak bintang ARIES adalah melalui 7 Rumah yaitu Rumah LIBRA, VIRGO, LEO, CANCER, GEMINI, TAURUS, ARIES

 

 

From the exact direction of the location of the star SCORPIO towards the location of the star ARIES is through 7 House namely LIBRA, VIRGO, LEO, CANCER, GEMINI, TAURUS, ARIES house

 

 

Lamanya jalan menggesernya TITIK LENTE melalui tiap-tiap ruang yang masing-masing berukuran 30° ditempuh dalam waktu 2,156 tahun. Karena melalui 7 Rumah, yang ditempuh selama 2,156 thn x 7 = 15,092 tahun

 

 

The length of time it took to move the LENTE POINT through each room measuring 30 ° each in 2156 years. Because through 7 houses, which is taken for 2156 years x 7 = 15,092 years

 

B

Kira-kira 17,000 tahun / Approximately 17,000 years

 

 

Tetapi karena ruang bintang SCORPIO itu hitungannya mulai dari letak Scorpio sampai Sagitarius, yang merupakan satu ruang sendiri berukuran 30° dari itu hitungan yang lebih tepat jalan menggesernya TITIK LENTE tadi tidak hanya melalui 7 ruang saja, tetapi melalui 8 ruang. Jadi 8 x 2156 tahun = 17,248 tahun

 

 

But because the space of the SCORPIO star, the calculation starts from the location of Scorpio to Sagittarius, which is a space of itself measuring 30 ° from that, a more precise calculation of how to shift the LENTE POINT earlier not only through 7 rooms, but through 8 spaces. So, 8 x 2156 years = 17.248 years

 

C

Kira-kira 19,000 tahun / Approximately 19,000 years

 

 

Pada tahun 108 SM berada pada TITIK NOL DERAJAT ARAH LETAK BINTANG ARIES. Dengan demikian kalau dihitung sampai tahun1985 M sudah berusia: 15,000 thn + 2093 thn = kira2 17,000 tahun

 

 

In 108 BC it was at ZERO DEGREES, ARIES STAR LAYOUT. Thus, if calculated until 1985 AD it was already: 15,000 years + 2093 years = approximately 17,000 years

 

 

Kalau dihitung dengan pedoman yang lebih benar; pada tahun 1985 M; jalan menggesernya TITIK LENTE dari ruang SCORPIO, sudah berjalan 17,000 tahun + 2,093 thn = kira-kira 19,000 tahun

 

 

If calculated with a more correct guideline; in 1985 AD; way of moving LENTE POINT from the SCORPIO room, already 17,000 years + 2,093 yrs = approx.19,000 years

 

Begitulah kira-kira usia ilmu perbintangan Jawa  / That's about the age of Javanese astronomy

 

 

 

 

2 Q

Apa itu Kalender Jawa?

 

 

What is Javanese Calendar?

 

 

 

 

2 A

Nama Kalender Jawa asli adalah PARINGKELAN atau SAD WORO isinya termasuk MUSIM, WINDU.

 

 

The original Javanese Calendar name is PARINGKELAN or SAD WORO its content included SEASONS, WINDU[1]

 

 

Secara historis dari perpustakaan Raja Purwo (yang pertama) nama 7 hari diperoleh dari BRAHMANA ADI melalui wahyu dari Roh Suci 7 (tujuh) Bintang, sebagai berikut

 

 

Historically from King Purwo (the first one) library the 7 days name was obtained by BRAHMANA ADI through a revelation from Sacred Spirit of 7 (seven) Stars, as follow

 

 

 

 

 

 

Dulu, hari dalam masyarakat Jawa Asli juga memiliki siklus yang disebut PASARAN / PONCOWORO yang terdiri dari 5 hari. Secara historis, saat itu digunakan untuk mengelola jadwal para pedagang dalam pembukaan pasar di desa / kota termasuk untuk mengelola tata letak pasar tersebut

 

 

In the past, the ancient Javanese community also had a cycle-of days called PASARAN / PONCOWORO which consisted of 5 days. Historically, it was used to manage traders' schedules for the opening of markets in villages / cities including to manage the layout of these markets

 

 

PASARAN secara harfiah berarti hari pasar; dan terkait dengan SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER (lihat Seri 3 no.2 - SASTRAJENDRA HAYUNINGRAT PANGRUWATING DIYU) yang terdiri dari 5 hari

 

 

PASARAN literally mean is Market days; and they are related to the SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER[2] (see Series 3 no.2 – SASTRAJENDRA HAYUNINGRAT PANGRUWATING DIYU) they are consisting of 5 days

 

 

 



 

 

Selain hari PASARAN tersebut, ada 6 (enam) angka paralel yang digunakan dengan hari; yang disebut ENAM atau SAD WORO dan dikenal sebagai PARINGKELAN, yaitu sebagai berikut

 

 

Other than those PASARAN[3] days, there are 6 (six) numeral parallel used with days; which is called ENAM[4] or SAD WORO and known as PARINGKELAN, as follow

 

 

 


 

 

Contoh Paralel yang digunakan, misalnya: Kliwon-Tungle; Legi - Aryang dan lain-lain Setiap hari dan paralelnya memiliki makna dalam kehidupan dan filosofi orang Jawa. Pakar di zaman sekarang & pembaca paralel adalah orang yang biasanya mengatur hari / tanggal untuk ritual maupun acara penting dalam tradisi Jawa

 

 

Sample of the  Parallel used, as follow: Kliwon- Tungle; Legi – Aryang and etc. Every day and it’s parallel had meaning in Javanese life and philosophy. Expert in this days & parallel reader are the one who usually set-up the day/date for important ritual or events in Javanese traditions

 

 

 

 

3 Q

Kalender Jawa ada berapa bulan?

 

 

How many months is in Javanese Calendar?

 

 

 

 

3 A

Kalender Jawa (Pranata Mangsa) terdiri dari 12 bulan (365 hari berdasarkan rotasi matahari) yang menggunakan bahasa Jawa asli

 

 

Javanese Calendar (Pranata Mangsa) consists of 12 months (365 days cycle based on Sun rotation) which is using original Javanese language

 

 

 


 

 

 

MUSIM didalam Kalender Jawa terdapat 4 (empat) Musim

 

 

SEASONS in Javanese Calendar had 4 (four) Seasons

 

 

 


 

 

Secara historis, bulan dan musim tersebut digunakan secara paralel untuk perhitungan serta menentukan berbagai ritual dan tanggal acara.

 

 

Historically, those months and seasons are use in parallel for calculation to determined many types of rituals and events date.

 

 

 

 

4 Q

Bagaimana dengan perhitungan TAHUN atau siklus TAHUN an; apakah ada informasi dalam Sistem Kalender Jawa?

 

 

How about YEAR or YEARLY cycle calculation; is there any information from Javanese Calendar System?

 

 

 

 

4A

Ya ada. Siklus 8 tahunan disebut WINDU. WINDU adalah perhitungan angka tahun dari Kalender Jawa. Namanya adalah: KUNTHORO, PANGORO, SANCOYO, ADI

 

 

Yes, there is. 8 yearly cycle is called WINDU. WINDU is numeral calculation of year from Javanese Calendar. The name is: KUNTHORO, PANGORO, SANCOYO, ADI

 

 

Contoh perhitungannya sebagai berikut: 4 windu adalah 4 x 8 = 32 tahun

 

 

Example calculation as follow: 4 windu is 4 x 8 = 32 years

 

 

 

 

5 Q

Bagaimana dengan perhitungan MINGGUAN?

 

 

How about WEEKLY calculation?

 

 

 

 

5 A

Dalam kalender Jawa memiliki 7 hari dalam seminggu dengan siklus 30 hari. Itu disebut PAWUKON yang berasal dari WUKU. Wuku merupakan bagian dari siklus dalam Kalender Jawa.

 

 

In Javanese calendar it has 7 days in a week with 30 days cycle. It is called PAWUKON which derived from WUKU. Wuku is part of a cycle in Javanese Calender.

 

 

Nama tiga puluh wuku ini didasarkan pada cerita tentang sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Watugunung. Raja ini menikah dengan Sinta dan memiliki 27 putra. Nama dari semua karakter ini adalah nama yang digunakan sebagai masing-masing WUKU. Setiap wuku dijaga oleh Batara sebagai berikut

 

 

The names of thirty wuku are based on a story about a kingdom led by King Watugunung. This king is married to Sinta and has 27 sons. The names of all these characters are the names of each WUKU. Each wuku is guarded by Deities as follow:

 

 

 


 

 

Selain dijaga oleh Betara, setiap WUKU memiliki symbol dan makna seperti dibawah ini / Besides being guarded by Deities, each WUKU has the following symbol and its meaning;

 

 

 


 

 


 

 

Satu wuku terdiri dari 7 hari, misalnya untuk wuku Sinta: dari Minggu sampai Sabtu Pon. Sehingga rentang waktu 30 wuku mencakup 210 hari

 

 

One wuku consists of 7 days, for example for Sinta's wuku: from Sunday to Saturday Pon. So that the span of 30 wuku covers 210 days

 

 

 

 

6 Q

Pengetahuan ini yang cukup luas untuk dipahami keseluruhannya sebagai sistem Kalender Jawa. Bagaimana sejarahnya sistem kalender ini menjadi  ditinggalkan oleh masyarakat?

 

 

It is quite a large knowledge to understand the whole system of Javanese Calendar. What is the history that make the whole calendar system looks like abandon by the society?

 

 

 

 

6 A

Kita harus mulai dari masuknya HINDUISM ke JAWA.

 

 

We should start from the entrance of HINDUISM to JAVA.

 

 

Saat agama Hindu masuk ke Jawa; kalender Jawa kuno ini digabungkan dengan kalender Hindu dan menjadi KALENDER SAKA. Sejak disatukannya kedua jenis penanggalan tersebut, maka ilmu yang disimpan dalam penanggalan Jawa Kuno hanya PASARAN dan PARINGKELAN (PONCO WORO dan SAD WORO). Biasanya digunakan untuk menyelesaikan atau menyempurnakan perhitungan. Contohnya  sebagai berikut:

 

 

When Hinduism enter Java, this ancient Javanese calendar is merged to Hindu calendar and becoming the SAKA CALENDAR. Since than the merged of these two types of Calendar, the knowledge that was kept from Ancient Javanese Calendar are PASARAN and PARINGKELAN (PONCO WORO dan SAD WORO). Usually it was use to complete or perfected the calculation. For example, see the below:

 

 

 


 

 

Dan siklus diatas akan terus berjalan / And the above cycle will be moving on

 

 

 

 

 

Pada masa pemerintahan Kesultanan DEMAK berada di bawah RAJA JOKO TINGKIR yang membangun KERAJAAN PAJANG (1568 M) dan pemindahan kerajaan yang berkuasa ke MATARAM pada masa SULTAN AGUNG, maka Kalender Arab kemudian digabung dengan Kalender Jawa dan dikenal dengan TAUN JOWO. Sejak saat ini ada perubahan dalam penanggalan jawa, sebagai berikut:

 

 

During the ruling of DEMAK Sultanate under KING JOKO TINGKIR who build the KINGDOM of PAJANG (1568AD) and the moving of the ruling kingdom to MATARAM during SULTAN AGUNG, the Arabic Calendar than merged to Javanese Calendar and known as TAUN JOWO[5]. Since this time there is changes in the Javanese Calendar, as follow:

 

 

·         Tahun Arab dihapus dan digunakan KALENDER SAKA BARU. Saat ini, tahunnya adalah sebagai berikut:

 

 

·         Arabic Year is deleted and used the NEW SAKA CALENDAR. At this time, the year is as follow:

 

 

 

Arabic

Javanese

Anno Domini

1043

1555

1633

 

 

 

·         Perhitungan TAHUN SAKA diubah menjadi Tahun ARAB.

 

 

·         The calculation on SAKA YEAR was changed to ARABIC Year.

 

 

 

ARABIC YEAR / TAHUN ARAB

SAKA YEAR / TAHUN SAKA

Based on: MOON Cycle / BULAN

Based on: SURYA / SUN cycle / MATAHARI

  

 

 

Hari-hari dalam bahasa Jawa mereka menyebutnya: Akad, Senen, Seloso, Rebo, Kemis, Jumuwah, Setu, Minggu dan 7 hari ini disebut SEMINGGU. Penamaan Sunday menjadi: MINGGU sebenarnya salah. Karena arti SEMINGGU sebenarnya adalah 7 hari utuh bukan hanya satu hari

 

 

Days in Javanese they called it: Akad, Senen, Seloso, Rebo, Kemis, Jumuwah, Setu, Minggu and these 7 days is called SEMINGGU. The naming of Sunday becoming: MINGGU is actually wrong. Because SEMINGGU actually meaning is the whole 7 days not only one day

 

 

·         Nama hari tertua Jawa di bawah PASARAN tetap dipertahankan apa adanya

 

 

·         The Javanese oldest days name under PASARAN is kept as it is

 

 

·         Nama bulanan juga diubah menjadi nama Arab, lihat di bawah ini:

 

 

·         Monthly name was also changed in to Arabic name, see below:

 

 

 


 

 

·         Paringkelan, Windu dan Pawukon disimpan sebagai bagian dari Kalender Jawa Baru (Mataram); tetapi nama Tahun Windu digabungkan menjadi nama Arab

 

 

·         Paringkelan, Windu and Pawukon was kept to be part of the New Javanese Calendar (Mataram); but the Windu Year name was merged in to Arabic name

 

 

No

Javanese

Arabic

1

Purwana

Alip

2

Karyana

Ehe

3

Anama

Jemawal

4

Lalana

Je

5

Ngawana

Ngawana

6

Pawaka

Be

7

Wasana

Wawu

8

Swasana

Swasana

 

 

·         Selain mengubah Kalender; ditambahkan pula sebagai PATHOKAN untuk pengukuran tahun menggunakan: 120 tahun yang disebut: KHURUF terdiri dari 7 (tujuh) huruf yang diambil dari nama hari arab: AKADIAH, ISNINIAH, SALASIAH, ARBAIAH, KAMSIAH, JAMAIAH dan SEPTIAH tetapi penggunaan nama itu terbalik (berjalan mundur)

 

 

·         Other than changing the Calender; it is also added as a PATHOKAN[6] for year measurement using: 120 years which is called: KHURUF consists of 7 (seven) letter taken from the Arabic days name: AKADIAH, ISNINIAH, SALASIAH, ARBAIAH, KAMSIAH, JAMAIAH and SEPTIAH but the usage of those name is in reversed way (walking backwards)

 

 

 

 

 

Jadi kesimpulannya perubahan Sistem Penanggalan Jawa asli disebabkan oleh masuknya agama Hindu, Budha dan Islam; dan itu semuanya karena keputusan politik pada saat itu. Perubahan tersebut sempat menimbulkan banyak kebingungan dalam menghitung dan membaca Kalender Jawa yang sebenarnya sangat berguna serta penting dalam mengatur kehidupan masyarakat Jawa; karena sudah menjadi bagian dari kehidupan

 

 

So, the conclusion is that the change in the original Javanese calendar system was caused by the entry of Hinduism, Buddhism and Islam; and it was all due to political decisions at the time. These changes had caused a lot of confusion in calculating and reading the Javanese Calendar which was actually very useful and important in regulating the life of Javanese people; because it has become a part of life

 

 

 

 

7 Q

Pertanyaan besar bagi orang Jawa adalah tentang bulan ritual penting SURO. Ini Tahun Baru bagi orang Jawa. Saat ini, bulan ini dikenal sebagai 1 Muharram dalam bahasa Arab. Apakah perhitungan ini benar?

 

 

The big question for Javanese is about the important ritual month of SURO[7]. This is a New Year for Javanese. Currently, this month is known as 1 Muharram in Arabic. Is this calculation correct?

 

 

 

 

7 A

TIDAK, itu tidak benar. 1 SURO tidak sama dengan 1 MUHARRAM

 

 

NO, it is not correct. 1st of SURO is not the same with 1st of MUHARRAM

 

 

 

 

 

Secara historis, pada saat SULTAN AGUNG melakukan penggabungan Kalender; pada tahun itu (Jawa 1555 = 1043 Arab = 1633 M); Tanggal 1 SURO jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal 1 Muharram. Orang berasumsi sejak saat itu; hal itu sama karena Kalender mengikuti siklus BULAN sejak tahun itu. Sedangkan Kalender Jawa asli mengikuti MATAHARI. Perbedaan perhitungan dapat dilihat pada cara penghitungan TAHUN PANJANG nya. Lihat juga pertanyaan no. 6

 

 

Historically, at the date SULTAN AGUNG merged the Calendar; at that year (1555 Javanese = 1043 Arabic = 1633 AD); 1st of SURO fall at the same date with 1st of Muharram. People assumed since that time; it is the same because the Calendar is following the MOON cycle since that year. While the original Javanese Calendar is following the SUN. The calculation is difference can be seen in the way of calculating TAHUN PANJANG. See also questions no. 6

 

 

 

Tahun Panjang (Long Year) Arab

Tahun Panjang (Long Year) Javanese

30 years consists of 11 Tahun Panjang

3 times in WINDU (8 years)

2,5,7,10,13,16,18,21,24,26,29

2,4, 8

 

If we merged the calculation in to 30 Arabic cycle it will fall in to the year: 2, 4, 8, 10, 12, 16, 18, 20, 24, 26, 28

 

 

 

 

Untuk dapat menemukan kecocokan antara dua tahun ini (1 SURO dan 1 MUHARRAM); Kita bisa menggunakan Kalender Jawa untuk huruf SALASIAH

 

 

To be able to find the matched between this two year (1 SURO and 1 MUHARRAM); we can use the Javanese Calendar for the letter SALASIAH

 

 

 

 

8 Q

Ini sistem yang cukup rumit tetapi juga sangat menarik

 

 

Quite a complicated system but also very interesting

 

 

 

 

8 A

Memang. Pakar sistem kalender ini  sudah tidak banyak lagi; Apalagi jika kita ingin memahami setiap hari, setiap bulan, setiap tahun dan hubungan di hari / bulan / tahun itu dengan hari ulang tahun kita, pernikahan, peristiwa penting dalam hidup kita dan banyak lagi

 

 

Indeed. The expert of this calendar system is not many anymore; especially if we want to understand each day, each month, each year and the relation within that day/ month/ year to our birthday, marriage, important event on our life and many more

 

 

Akan sangat berharga jika penanggalan Jawa disusun kembali dengan mengikuti struktur aslinya karena sangat berdaya guna membantu umat manusia dalam mengatur kehidupannya di alam ini

 

 

It would be highly valuable if the Javanese Calendar is organized again by following the original structure because it is highly resourceful to help humanity in managing their life around the nature

 

 

 

 


[1] WINDU is a Javanese year calculation as a cycle of 8 yearly

[2] SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER is Javanese philosophy of 4 elements (habitude) + 1 God Energy (see Series 3. no.2 and other series for further information)

[3] PASARAN literal translation is MARKET DAYS

[4] ENAM is Indonesian words for number SIX

[5] TAUN JOWO literal translation is: TAHUN JAWA = JAVANESE YEARS = JAVANESE CALENDAR

[6] PATHOKAN literal translation is: PROVISIONS or STIPULATIONS

[7] SURO is the Javanese New Year


Comments

Popular Posts