SERIES 7 NO.02 - 'PAWUKON' The Javanese Almanac

 



1 Q

Apakah Kalender Jawa memiliki sistem ASTROLOGIS, seperti budaya Yunani atau Cina?

 

Did the Javanese Calendar have its ASTROLOGICAL system, like Greeks or Chinese culture?

 

 

1 A

Ya, ada dan pengetahuan Jawa memiliki yang disebut PAWUKON. Nama ini berasal dari bahasa Jawa asli WUKU yang artinya RAHSO atau ROSO. Dalam budaya Jawa ROSO merupakan inti kepercayaan dari 'KEHIDUPAN yang meliputi: JASMANI and ROHANI. Pengetahuan Jawa membagi ROSO menjadi 3 bagian:

1. ROSO JOBO (eksternal)

2. ROSO JERO (internal)

3. ROSO SEJATI (Kebenaran)

 

Yes, there is and in Javanese knowledge it is called PAWUKON. This name derived from original Javanese word of WUKU which is mean RAHSO or ROSO[1]. In Javanese culture ROSO is the core believed of ‘LIFE’ which include: BODY and MIND. Javanese Knowledge divided ROSO into 3 parts:

1.       ROSO JOBO (external)

2.       ROSO JERO (internal)

3.       ROSO SEJATI (the Truth)

 

Itulah alasan di balik penggunaan PAWUKON sebagai PANDUAN untuk memahami perilaku / temperamen dan nasib / keberuntungan / takdir seseorang melalui Tanggal Lahir, lingkungan dan pengaruh WUKU.

 

That is the reason behind the use of PAWUKON as a GUIDANCE to understood the behavior/ temperament and fate / luck / destiny of someone through their Birth date, the environment and the influence of WUKU

 

PAWUKON memiliki arti yang sama dengan ASTROLOGY / HOROSCOPE di Dunia Barat.

 

PAWUKON have the same meaning with ASTROLOGY / HOROSCOPE in the Western World.

 

 

2 Q

Apa kaitan 3 ROSO tersebut dengan PAWUKON? Apakah itu 3 hal itu adalah astrologi atau numerologis atau  apakah itu?

 

What is the connection between that 3 ROSO to PAWUKON? Is that 3 ROSO astrological or numerological or what is it?

 

 

2 A

Tidak, bukan. Ini tentang WUKU atau Kehidupan Manusia yang diterjemahkan sebagai berikut: Eksternal = Masyarakat (ROSO JOBO) + Internal = Diri Sendiri (ROSO JERO) + Kebenaran = Hubungan kita dengan Tuhan (ROSO SEJATI) yang kemudian diterjemahkan dari sistem pengkodean bahasa Jawa melalui Kalender, Kosmologi , Numerologi dari lahir sampai mati

 

No, it is not. It is about WUKU or Human Life translated to: Externally = Society (ROSO JOBO) + Internally = Ourselves (ROSO JERO) + The Truth = Our relationship to God (ROSO SEJATI) which is than translated from a Javanese coding system through Calendar, Cosmology, Numerology from birth to death

 

 

3 Q

Kalender kuno di seluruh dunia biasanya terkait dengan musim pertanian di negara tersebut. Di Jerman ada Kalender Bauern, Almanak Petani muncul di banyak negara, dll. Apakah orang Jawa memiliki latar belakang sejarah yang sama?

 

Ancient Calendar around the world usually is related to Agricultural seasons in the country. In Germany they have Bauern Calendar, Farmer’s Almanac appears in many countries and etc. Is Javanese have the same historical background?

 

 

3 A

Ya, kita memiliki PRANATA MANGSA yang dikhususkan untuk keperluan Pertanian dan Peternakan. Pranata Mangsa selalu menjadi bagian dari PAWUKON sejak awal. Seperti yang kita semua pahami, pertumbuhan Pembangunan Kemanusiaan dan Peradaban dimulai dan berkembang di sekitar Pengetahuan Pertanian. Pengetahuan ini dipadukan dengan kosmologi dan pemahaman langit menjadi dasar terciptanya almanak ini. Di bawah ini adalah contoh aplikasi Pranata Mangsa untuk wilayah antara Gn. Merapi dan Gn. Lawu pada periode tertentu saja (perhitungan hanya untuk periode waktu tertentu):

 

Yes, we do have PRANATA MANGSA which is specific for Agricultural and Farming use. Pranata Mangsa is always been part of PAWUKON since the beginning. As we all understand the growth of Humanity Development and Civilization is started and develop around Agricultural Knowledge. This knowledge combined with cosmology and celestial understanding become the foundation of creating this almanac. Below is a sample of Pranata Mangsa application for area between Mt. Merapi and Mt. Lawu at a certain period only (calculation only for a certain period of time):

 

 


 

Pranata Mangsa berlatar belakang kosmografi ("mengukur posisi benda langit") juga, pengetahuan ini berasal dari leluhur yang telah menguasai ilmu perbintangan sebagai penuntun navigasi di laut serta berbagai kegiatan ritual budaya. Karena perjalanan matahari dalam satu tahun menyebabkan perubahan musim, kerangka Pranata Mangsa juga memiliki sejumlah sifat klimatologi.

 

Pranata Mangsa has a cosmographic background ("measuring the position of celestial bodies") too, this knowledge from our Ancestor who have mastered the sky knowledge as a guide for navigation in the sea as well as various cultural ritual activities. Since the course of the sun in a year causes seasonal changes, Pranata Mangsa framework also has a number of climatological characteristics[2]

 

Awal mula Mangsa Kasa (pertama) adalah tanggal 22 Juni dimana posisi matahari di langit berada pada Garis Utara Terbalik, maka bagi petani di daerah antara Merapi dan Lawu merupakan bayangan terpanjang (empat belahan / kaki ke arah Selatan). Di saat yang sama, rasi Waluku muncul saat fajar (menjelang subuh). Dari sinilah muncul nama “waluku”, karena kemunculan rasi Orion saat subuh merupakan tanda bagi para petani untuk mengolah sawah dengan menggunakan bajak (bahasa Jawa: waluku). (Gambar di bawah adalah ORION)

 

The start of Mangsa Kasa (first) is June 22, when the position of the sun in the sky is on the Reverse North Line, so for farmers in the area between Merapi and Lawu it is the longest shadow (four halves / feet to the south). At the same time, the constellation Waluku appeared at dawn (before dawn). From here comes the name "waluku", because the appearance of the constellation Orion at dawn is a sign for farmers to cultivate fields using plows (Javanese: waluku)[3]. (Below picture is ORION)

 

 

    


 

 

Lamanya waktu yang bervariasi antara empat mangsa pertama (dan empat mangsa terakhir, karena simetris) ditentukan oleh perubahan panjang bayangan. Mangsa pertama berakhir ketika bayangan menjadi tiga bagian, dan KARO (kedua) Mangsa dimulai. Begitu seterusnya, hingga Mangsa keempat berakhir saat bayangan berada tepat di kaki, saat matahari berada di puncaknya untuk kawasan yang disebutkan tadi (antara Merapi dan Lawu). Pergerakan orbit matahari ke selatan menghasilkan perluasan bayangan ke utara dan mencapai maksimal dua belahan ketika posisi matahari berada di Tropic of the South (21/22 Desember), dan menandai berakhirnya MANGSA KANEM (6). Kemudian proses tersebut berulang secara simetris untuk mangsa ke-7 hingga ke-12. Sebuah jam matahari di Gresik yang berasal dari tahun 1776 membuatnya eksplisit. Mangsa ke-7 ditandai dengan terbenamnya konstelasi Waluku saat fajar. Beberapa rasi perbintangan; bintang atau galaksi yang dijadikan acuan kerangka Mangsa adalah Waluku, Lumbung (Gubukpèncèng, Crux), Banyakangrem (Scorpius), Wuluh (Pleiades), Wulanjarngirim (alpha- and beta-Centauri), dan Milky Way

 

The length of time that varies between the first four Mangsa (and the last four Mangsa, because it is symmetrical) is determined by the change in the length of the image. The first Mangsa ends when the shadow becomes three halves, and the KARO (second) Mangsa begins. And so on, until the fourth Mangsa ends when the shadow is right at the feet, when the sun is in the zenith for the area mentioned earlier (between Merapi and Lawu). The movement of the sun's orbit to the south results in an extension of the shadow to the north and reaches a maximum of two halves when the sun's position is on the Tropic of the South (21/22 December), and marks the end of MANGSA KANEM (6th). Then the process repeats symmetrically for the 7th to 12th prey. A sundial in Gresik dating back to 1776 makes this explicit. The 7th Mangsa is marked by the setting of the Waluku constellation at dawn. Some of the constellations, stars, or galaxies that are used as references for Mangsa framework are Waluku, Lumbung (Gubukpèncèng, Crux), Banyakangrem (Scorpius), Wuluh (Pleiades), Wulanjarngirim (alpha- and beta-Centauri), and the Milky Way[4]

 

 

4 Q

Itu adalah pengetahuan yang luar biasa yang telah dikenal dan diterapkan sejak zaman kuno. Itu luar biasa sekali, karena peralatan tidak tersedia pada saat itu. Pada era itu, tidak ada Satelit atau Sonar atau pesawat terbang atau jenis pesawat udara apa pun untuk melakukan perjalanan ke galaksi untuk meneliti cuaca. Bagaimana Leluhur Jawa mempelajari pengetahuan galaksi ini?

 

That is an amazing knowledge that had been known and applied since ancient times. That is incredibly amazing as the equipment is not available at that time. At that era, there is no Satellite or Sonar or an airplane or any kind of air craft to travel to galaxies to research weather. How is the Javanese Ancestor learn about this galactical knowledge?

 

 

4 A

Semua pengetahuan diperoleh melalui Meditasi. Tidak ada lainnya lagi

 

All knowledge obtained through Meditation. Nothing else

 

Nenek moyang orang Jawa tanpa peralatan apapun sudah memahami posisi planet dan sudah menamakannya, seperti di bawah ini:

 

Javanese ancestor without any equipment already understand planetary position and already naming it, as below:

 

 

 

 

Pengetahuan kosmologi, ditambah Botani, Kimia & Fisika telah membantu orang Jawa kuno untuk menyiapkan Pemetaan Klimatologi untuk Petani selama ribuan tahun, jauh sebelum alat / peralatan ditemukan.

 

This cosmological knowledge, plus Botanical, Chemical & Physic had help ancient Javanese to prepared a Climatological Mapping for Farmer’s for thousands of years, long before any tools/ equipment was invented

 

 

5 Q

Di Cina, salah satu kegunaan dari Kalender Cina lainnya; adalah: Fengshui. Apakah ada pengetahuan serupa seperti itu di Jawa?

 

In China there are other used of Chinese Calendar; such as: Fengshui. Is there any similar knowledge like that in Java?

 

 

5 A

Ya, kami memiliki sistem kami sendiri untuk Kehidupan Manusia dari lahir sampai mati. Untuk menguasai pengetahuan ini; orang harus belajar memahami sistem pengkodean. Sistem Pengkodean adalah penggabungan dari: Kalender, Numerologi, Palmistry, Astrologi, Fisiognomi, Kosmologi, Ritual & pengetahuan terkait lainnya dan pasti Meditasi

 

Yes, we have our own system for Human Life from birth to death. To master this knowledge; people should learn to understand the coding system. The Coding System is an amalgamation of: Calendar, Numerology, Palmistry, Astrology, Physiognomy, Cosmology, Rituals & other related knowledge and for sure Meditation

 

 

6 Q

Kedengarannya sangat rumit

 

It is sound very complicated

 

 

6 A

Ya, benar. Itu tidak mudah tetapi bisa dipelajari. Butuh waktu dan dedikasi untuk bisa mempelajari serta menguasai keseluruhan sistemnya. Biasanya orang memulai dari hal yang paling kecil seperti: perhitungan hari terbaik untuk menikah, membangun rumah baru atau pindah ke rumah lain. Semakin Anda menguasai sistem, pembacaan akan semakin tepat

 

Yes, it is. It is not easy but it is learnable. It takes time and dedication to be able to study and master the whole system. Usually people start from the smallest item such as: calculation of the best day to get married, build a new house or moving to another house. The more you master the system, the readings will get more accurate

 

 

 

Contoh: Pertama-tama kita perlu mengetahui: Nama, Tanggal Lahir, Tempat dan mengubahnya dalam Sistem Kalender Jawa:

 

Examples: firstly, we need to know your: Name, Birthday, Place and converted it to Javanese Calendar System:

 

7 January 1971= 10 Sela 1902 (Je)

Weton: Kamis, Kliwon

Mongso: Kapitu

Wuku: Kulawu

Masing-masing informasi itu memiliki arti tersendiri dan digabungkan. Informasi tersebut bisa digunakan untuk pembacaan dibawah ini:

 

7 January 1971= 10 Sela 1902 (Je)

Weton: Thursday, Kliwon

Mongso: Kapitu

Wuku: Kulawu

Each of that information had meanings by itself and combined. The readings could consist of the below:

 

 

 

 

Dari bacaan umum di atas, dapat diperluas ke banyak bidang kehidupan lainnya. Contoh: Kamis, Kliwon untuk tujuan DAGANG sebagai berikut:

 

From the above general readings, it can be expanded to many other areas of life. Example for: Thursday, Kliwon for TRADING purposes as follow:

 

 


 

 

 

Dari bacaan itu, bisa diperluas lagi untuk mendapatkan lebih banyak detail, misalnya:

 

From that reading, it could be expanded to get more details, for example:

 

Contoh: Untuk menentukan arah pintu / Sample: To determine the direction of DOOR

 

 


 

 

7 Q

Jadi, Astronomi Jawa,secara keseluruhan; adalah tentang almanak lengkap mengenai kehidupan manusia dari lahir sampai mati?

 

So, the total knowledge of Javanese Astronomy, is about a complete almanac about Human life from birth to death?

 

 

7A

Ya

 

Yes

 

 

8Q

Kalau ada orang yang mampu mengerti dan melakukan perhitungan kode serta informasi dari Astronomi Jawa; orang itu akan bisa memetakan kehidupan seseorang dari lahir sampai mati?

 

If anybody could understand and able to compute all the coding and information of Javanese Astronomy; that will make you able to map human life from birth to death?

 

 

8A

Ya

 

Yes

 

 




Comments

Popular Posts