Series 12.01 - Jamu (Traditional Javanese Herbal Theraphy)

 


 

LATAR BELAKANG | BACKGROUND

 

 

 

Indonesia’s biodiversity is ranked 3rd after Brazil and Zaire. It is home to 30,000 out of 40,000 medicinal herbal plants in the world. The history of traditional medicine in Java is found right through pre-historic times as found in some equipment for medicine preparation from Mesolithic and Neolithic era. Some old scripture[1] had ± 3,000 medicinal recipes for Adult Man & Woman include recipes for Children and babies[2]. For old Javanese people, the terms JAMU is actually not for medicinal purposes only but it is including for many kinds of other used; such as: Keris (Javanese dagger) maintenance and others

 

Tanaman obat dikonsumsi atau diolah dengan menggunakan bagian tanamannya, baik berupa daun, buah, umbi maupun akar. Peran tumbuhan obat sebagai obat tradisional di Indonesia telah menjadi bagian budaya yang diwariskan secara turun temurun. Melalui pengetahuan spiritual, para leluhur Indonesia belajar bagaimana membedakan tanaman bermanfaat dengan efek yang menguntungkan dan memisahkannya dari yang beracun atau yang tidak dapat digunakan sebagai obat tradisional. Mereka memetik, memelihara dan menggunakan tumbuhan obat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan bahkan bereksperimen pada kombinasi tumbuhan atau metode pengolahan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selama berabad-abad, masyarakat adat Indonesia mengembangkan obat tradisional dari tumbuhan yang diidentifikasi oleh nenek moyang mereka untuk menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan

 

Medicinal plants are consumed or process using part of the plant, either in the form of leaf, fruit, tuber or root. The roles of medicinal plants as traditional medicine in Indonesia have always been a part of culture that has been passed down from generation to generation. Through spiritualism, the country’s early inhabitants learned how to distinguish useful plants with beneficial effects from those that were either toxic or non-active used as traditional medicine. They picked, kept and used medicinal plants to satisfy their basic needs and even experimented on combinations of plants or processing methods to gain optimal results. Throughout the centuries, Indonesia’s indigenous people developed traditional medicines from plants identified by their forefathers for curing illnesses and keeping their health

 

 

1 Q

Jamu merupakan inti gaya hidup masyarakat Jawa dalam menjaga kesehatan. Saat ini di dunia; banyak orang meragukan efek samping dari bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan modern; karenanya banyak orang saat ini mengarahkan masalah kesehatannya kembali kepada jamu tradisional. Namun, masih banyak faktor yang belum diketahui mengenai khasiat jamu tradisional. Karena kitab terbesar dalam pengobatan ditemukan di Jawa dan sebagian besar kitab itu terkait dengan Spiritualisme Jawa; apa sebenarnya pengertian dasar Jawa tentang kesehatan bagi tubuh manusia? Dari manakah pengetahuan ini berasal?

 

Jamu is the core of Javanese people lifestyle to maintain health. At this time in the world; when a lot of people concerned with the side impact of chemicals used in modern medicine; a lot of people directed their health problem back to traditional herbal medicine. However, there are a lot of unknown factors in the efficacy of the traditional herbal medicine. As the largest known scripture in medicine is found in Java and large part of those scripture is related to Javanese Spiritualism too; what is Java basic understanding of health for human body? Where is this knowledge coming from?

 

 

1 A

Sejauh yang diketahui sejarah manusia di Jawa (yang berumur ratusan ribu tahun); keberadaan jamu selalu ada. Bagaimana orang jawa mempelajari jamu? Mereka belajar dari Dukun (Penyembuh) di masa itu. Dalam masyarakat Jawa selalu ada Tabib / Guru / Dukun / Cenayang dalam masyarakat. Tabib tersebut belajar tentang pengobatan melalui prosedur meditasi yang ketat, puasa, tapabrata (lihat: Seri Diskusi 10 - Mantra). Hasilnya adalah mereka mendapat Mantra, Jamu, Rajah (kode tertulis atau tato atau untuk jimat) atau Mascot (Jimat). Tabib di Indonesia mereka menyebutnya Dukun. Dukun ini memiliki pengetahuan spiritual yang mendalam dan melalui meditasinya mereka bisa mendapatkan resep obat yang pasti dan tepat. Resep ini selalu terdiri dari: jenis tanaman, bagian tanaman yang akan digunakan dan cara mengolahnya untuk keperluan medis

 

 

 

 

As long as known history of human being in Java (which is dated back hundred thousand of years); the existence of Jamu is always there. How the Java people learn about Jamu? They learn from their Healer. In Javanese societies there are always a Healer / Guru / Clairvoyant / Psychic in the society. Those Healer learn about medicine through a rigorous procedure of meditation, fasting, tapabrata (see: Discussion Series 10 – Mantra). The result is either they got a Mantra, Jamu, Rajah (a written code or tattoo for talisman) or Jimat (Amulet). Those Healer in Indonesia they called it Dukun[3]. These Dukun had a deep knowledge of spirituality and through their meditation they are able to get an absolute exact and precise medicine recipe. This recipe always consists of: the plants, what part of the plants to be use and how to process it for medical use

 

Hal inilah yang menyebabkan sistem kesehatan masyarakat Jawa tidak dapat dipisahkan dengan Spiritualismenya. Karena sejak awal; pengetahuan tentang sistem kesehatan datang melalui Spiritualisme. Beberapa Dukun masa itu bahkan bisa berbicara dengan tanaman; Itulah alasan di balik pengetahuan tentang penggunaan obat yang pasti dan tepat

 

This is the reasons that Javanese health system cannot be separated with their Spiritualism. Because right from the start; the knowledge of health system is coming through Spiritualism. Some of this Dukun are even able to talk to the plant; that is the reason behind the knowledge of exact and precise medicinal use

 

Sistem kesehatan masyarakat Jawa merupakan sistem kesehatan yang holistik. Pengelolaan kehidupan itu sendiri dimulai dengan ilmu keangkasaan melalui sistem Astronomi Jawa (lihat: Seri Diskusi 7.01 - 7.02) yang digabungkan dengan ilmu Meditasi (lihat: Seri Meditasi), Ilmu Penyembuhan (lihat: Seri Healing), Mantra + Tapabrata (lihat: Diskusi) Seri 10 - Mantra) dan terakhir JAMU sebagai sistem medis terakhir untuk sistem kesehatan holistik total

 

Javanese health system is a holistic health system. Management of life itself start with the celestial knowledge through Javanese Astronomical system (see: Discussion Series 7.01 – 7.02) combine with the Meditation knowledge (see: Meditation Series), Healing knowledge (see: Healing Series), Mantra + Tapabrata (see: Discussion Series 10 – Mantra) and finally JAMU as the last medical system for a total holistic health system

 

 

2 Q

Dengan jumlah resep yang ada dan diajarkan dari generasi ke generasi; bagaimana caranya menjaga dan mempertahankan keakuratan resep?

 

With the number of recipes available taught from generation through generation; how could it be possible to maintain and retain the accuracy of the recipes?

 

 

2 A

Dukun pada masa itu selalu memiliki murid; mereka menyebutnya Cantrik. Murid-murid tersebut biasanya tinggal di sekitar area dimana Dukun itu berada dan belajar segalanya dari Dukun utama. Saat Dukun utama telah melihat dan menimbang bahwa siswa tertentu memiliki pengetahuan yang cukup; siswa tersebut dapat mulai menerima pasiennya sendiri. Sistem ini masih berlangsung hingga saat ini dalam sistem pembelajaran pengobatan tradisional. Ini bukan pendidikan formal dan beberapa Dukun bahkan memilih siswanya karena pelatihan yang sangat ketat yang harus mereka lakukan selama mereka melakukan Tapabrata (lihat Seri Diskusi 10 - Mantra)

 

Healer in those days always have students; they call it Cantrik. Those students usually live around the Healer areas and learn everything from the Senior Healer. Once the Senior Healer thinks that a certain student had enough knowledge; the students could start to received their own patients. This system is still going on till today in the traditional healing learning system. This is not a formal education and some teacher even select their students because of the rigorous training they have to do with their Tapabrata (see Discussion Series 10 – Mantra)

 

 

2 Q

Seberapa efektifkah jamu untuk menyembuhkan penyakit?

 

How effective is Jamu for curing diseases?

 

 

2 A

Ada kesalahpahaman tentang Sistem Penyembuhan Holistik Jawa. Jamu bukan hanya obat di Jawa. Jamu adalah bagian dari budaya dan gaya hidup yang berjalan bersama dengan Meditasi, Penyembuhan dan banyak hal lainnya, seperti: Perawatan tubuh melalui pijat, sistem diet melalui makanan. Pengobatan Tradisional biasanya bukan untuk menyembuhkan penyakit secara instan. Ini karena tidak ada bahan kimia kuat lain yang digunakan sebagai bagian dari bahan jamu selain tanaman itu sendiri. Pengobatan modern biasanya memberikan hasil yang hampir langsung tetapi sering Bersama dengan dampak samping yang langsung, juga atau dampak samping jangka panjang. Obat herbal tidak memiliki efek samping, tetapi juga tidak langsung menyembuhkan penyakit. Jika ukuran kemanjuran adalah penyembuhan instan (seketika); maka Jamu jauh dari kategori efektif. Tetapi jika kemanjuran diukur untuk hasil kesehatan jangka panjang; Jamu sangat efektif.

 

 

 

 

There is a mis-conception about Javanese Holistic Healing System. Jamu is not only a Medicine in Java. Jamu is part of a culture and lifestyle which walk together with Meditation, Healing and many other things, such as: Body maintenance through massages, dietary system through food. Traditional Medicine usually is not for curing diseases instantly. This is because there are no-other strong chemicals used as part of the jamu ingredients other than the plants itself. Modern medicine usually gives an almost immediate result but it came with an immediate side-impact, too or a long-term side-impact. Herbal medicine doesn’t have a side-impact but it didn’t cure the disease immediately, too. If the measurement for efficacy is instant cure; than Jamu is far away from effective. But if the efficacy is for a long-term health result; Jamu is very effective.

 

Contoh:

Influenza; kebanyakan orang Jawa tidak mau minum obat modern. Jamu yang dikombinasikan dengan banyak istirahat sangat efektif untuk flu. Banyak jenis Jamu yang diramu dirumah untuk Flu yang dapat menyembuhkan gejalanya antara 3 - 5 hari. Jika perlu lebih cepat; Biasanya akan dikombinasikan dengan Pijat Jawa dan Kerokan juga ditambah dengan diet jenis makanan tertentu. Contoh: jika flu Anda digabungkan dengan batuk; Anda tidak diperbolehkan untuk memakan makanan yang memiliki rasa pedas seperti cabai, tidak boleh memakan gorengan dan tidak boleh meminum apapun yang terlalu dingin juga.

 

 



 

Example:

An Influenza; most Javanese doesn’t want to take modern medicine. Jamu in combination with a lot of rest is effective for Flu. Many types of Jamu Home Remedy for Flu can cure the symptoms between 3 – 5 days. If it needed to be faster; usually it will be combined with Javanese Massages and Kerokan and plus a certain type of dietary food. Example: if your Flu combine with coughing; you are not allowed to take anything hot taste like chilly, no to fried food and not drink anything too cold, too.

 

Jadi, untuk Flu yang sederhana yang mana kita dapat memilih banyak obat-obatan OTC dengan mudah; untuk menyembuhkannya dengan jamu, pertama kita harus menyiapkan jamu itu sendiri, melakukan program diet singkat plus pijat jika diperlukan dan beristirahat. Begitulah sistem kesehatan Jawa bekerja. Jika kita memiliki penyakit yang lebih sulit maka persyaratan yang harus diikuti menjadi semakin panjang; kita harus menggabungkan pengobatan itu dengan Meditasi, Penyembuhan Energi, dan lainnya sesuai dengan  kebutuhannya

 

So, for a simple Flu which you can choose many OTC medical pills easily; to cure it with Jamu, first you have to prepare the Jamu itself, do a short dietary program plus massages if needed and rest. That is how Javanese medical system work. If you have a more difficult disease than the requirement getting longer; you have to combine it with Meditation, Healing Energy and others as necessary

 

Jenis jamu yang umum dipakai adalah sebagai berikut | The most common Jamu are as below

 

 




 

3 Q

Apa bedanya Javanese Massage dengan massage lainnya?

 

What is the different between Javanese Massage and other massages?

 

 

3 A

Pijat Jawa memiliki dua jenis utama: PIJAT (Pemijatan dengan tekanan) dan URUT (Pijat dengan mendorong sepanjang tubuh). Alat utama adalah IBU JARI (JEMPOL)

 

Pijat Jawa mengandalkan tekanan ibu jari yang dalam yang mendorong, menekan, dan berputar di sepanjang meridian energi tubuh untuk melepaskan otot-otot yang terikat dan untuk merangsang sistem limfatik tubuh agar melepaskan kekuatan regenerasi diri. Tekanan ibu jari yang dalam disertai dengan gerakan mengurut dari telapak tangan secara simultan, menekan dan mendorong kulit dan vena untuk meningkatkan sirkulasi darah

 

Dalam terminology Spa; pijat Jawa di klasifikasikan sebagai: Deep Tissue Massage

 

Javanese massages have two main type: PIJAT (Massages with pressure) and URUT (Massages with pushing along the body). The main tools are the THUMBS

 

Javanese Massage relies upon deep thumb pressures pushing, pressing and circling along and around the body's energy meridians to released tensely knotted muscles and to stimulate the body's lymphatic system into releasing its self-regenerative power. The deep thumb pressure is accompanied with simultaneous stroking palm movements, squeezing and pushing against the skin and veins to improve blood circulation.

 

In Spa terminology; Javanese massage is classified as a Deep Tissue Massage

 

 

4 Q

Apakah ada perbedaan keahlian antara PIJAT dan URUT?

 

Is there any difference in terms of expertise between PIJAT and URUT?

 

 

4 A

Benar. Itu adalah dua hal yang berbeda.

 

1

PIJAT (TUKANG PIJAT) adalah pemijat dan hanya melakukan pijatan untuk segala macam kondisi: kelelahan, hamil (post & pre), bayi dll.

 

2

URUT (TUKANG URUT) adalah spesialis di bidang: patah tulang, keseleo

 

Absolutely. That is two different things.

 

1

PIJAT (TUKANG PIJAT) is a massager or masseuse and only do massages for all kind of conditions: tired, pregnancy (post & pre), babies etc

 

2

URUT (TUKANG URUT) is a specialist in area such as: broken bone, sprain

 

 

5 Q

Apakah bagian dari pengetahuan JAMU juga membuat minyak untuk kesehatan?

 

Is it part of JAMU knowledge to make oils for health, too? 

 

 

5 A

Segala jenis minyak selalu menjadi bagian dari pengetahuan masyarakat Jawa tentang penggunaan JAMU secara luas tidak hanya untuk produk makanan dan kesehatan.

 

 

 

 

All kind of oils is always parts of Javanese knowledge about broad usage of JAMU not only for food and health products

 

 

6 Q

Jenis minyak apa yang digunakan untuk Senjata?

 

What kind of oil used for Weapons?

 

 

6 A

Tergantung pada tujuannya; minyak beracun seperti: Arsenik untuk ketajaman dan selama perang; untuk minyak perawatan seperti: Kayu Cendana

 

Depends on the purposes; poisonous oil such as: Arsenic for sharpness and during war; for maintenance oil such as: Sandalwood

 

 

7 Q

Apakah orang Jawa menyebut semuanya itu dengan nama JAMU?

 

Did Javanese call all of them as JAMU?

 

 

7 A

Ya benar; dahulu kala JAMU adalah ramuan herbal untuk apa saja; untuk manusia, hewan, tumbuhan di planet bumi

 

Yes, it is; long time ago JAMU is an herbal mixture for anything; for human, animal, plants on planet Earth

 

 

8 Q

Apakah semua pengetahuan ini; masih digunakan sekarang?

 

Is all of this knowledge; still in use now?

 

 

8 A

Ya, Sebagian masih di pakai. Perawatan keris hampir sama dengan jaman dulu. Di desa-desa untuk menjaga kesehatan ternak, mereka masih menggunakan campuran jamu sebagai bahan makanan atau minuman dan masih banyak penggunaan lainnya

 

Yes, for some of them. Maintenance of Keris is almost the same as long time ago. In villages to maintain cattle’s health, they still used mixed of Jamu as part of the food or drinks and many other used

 

 

9 Q

Apakah ada JAMU untuk Pandemi Covid-19 ?

 

Is there any JAMU for Covid-19 Pandemic?

 

 

9 A

Dalam Sistem Penyembuhan Jawa yang Holistik terdiri dari banyak hal. Satu hal saja tidak akan menyembuhkan masalah se-serius C-19. Masalah ini harus diselesaikan cara Holistik. Meditasi untuk Penyembuhan Diri (lihat Seri Penyembuhan) adalah hal terpenting yang perlu kita lakukan. Tentu saja, Jamu adalah bagian dari kesehatan dan mencuci tangan adalah suatu keharusan juga

 

Sebenarnya dalam tradisi lama di kampung-kampung Jawa ada penjagaan kebersihan dengan mencuci tangan sebelum masuk ke rumah siapa pun (lihat: gambar di atas). Biasanya rumah menyediakan Tong Air (GENTONG) di luar pagar. Kebiasaan membersihkan wajah, tangan dan kaki sebelum memasuki rumah disebut: PADASAN di Jawa. Tujuannya adalah sebelum memasuki rumah sebagai tamu; Anda harus bersih dari kotoran dan debu. Selain itu, biasanya mereka menyediakan kendi Air Minum Tradisional (KENDI) yang terpisah dari Tong Air cucian. Kebersihan sudah menjadi bagian dari tradisi Jawa

 

 


 

In Javanese Holistic Healing System, it is consisting of a lot of things. One single item only will not cure a serious problem like C-19. It has to be a Holistic way. Meditation for Self-Healing (see Healing Series) is the most important things we need to do. Of course, Jamu is part of the health system and washing your hands is a must too

 

Actually, in the old tradition at Javanese villages there is a cleanliness precautions with washing your hands before you are entering anybody home (see: picture above). Usually houses provide a Water Barrel (GENTONG) outside their fences. This custom on cleaning their face, hand and feet before entering any house called: PADASAN in Java. The intention is before entering a house as a guest; you should be clean from any dirt and dust. Also, they usually provide a Traditional Drinking Water Jug (KENDI) separate than the washing Water Barrel. Cleanliness is already part of the Javanese traditions 

 

Tradisi Jawa juga tidak mengenal bersalaman. Salam dalam tradisi Jawa disebut: ULUK SALAM

 

 


 

Javanese traditions also don’t have shake hands. Javanese traditions greetings are called: ULUK SALAM.

 

Tradisi lain untuk membantu masyarakat menghadapi masa pandemi yang sulit ini adalah tradisi untuk saling membantu melalui tradisi JIMPITAN. Tradisi ini merupakan tradisi mengambil sebagian kecil beras dan meletakkannya di depan rumah untuk dikumpulkan oleh kepala desa untuk dikirim ke keluarga miskin.

 

 

 

The other traditions to help the society on facing this difficult pandemic time is a tradition to help each other through tradition called JIMPITAN. It is a tradition of taking a small size of your rice and put it in front of your house to be collected by the villages leader to be send to poor families

 

Sebagai kesimpulan untuk situasi covid 19-pandemic seperti saat ini; saran saya sebagai berikut

1.       Meditasi penyembuhan diri untuk merileksasi pikiran & badan dan meningkatkan imunitas

2.       Jamu (Obat Traditional)

3.       Kebersihan

4.       Membantu orang lain akan berimbas balik kepada kita sebagai dukungan moral untuk diri kita sendiri (memberi kembali jika mampu)

 

In conclusions for current covid-19 pandemic; my advised are, as follow:

1.       Meditation for Self-Healing to relax your mind & body and to increased your immunity

2.       Jamu (Traditional Herbal Medicine)

3.       Cleanliness

4.       Helping others will reflect back to you as a moral support for yourself (give back if you can)

 

 

10 Q

 Mengenai Kanker: apakah ada obatnya?

 

About Cancer. Is there any cure for Cancer?

 

 

10 A

 Cukup sulit untuk menangani Kanker. Harap dicatat bahwa tulisan ini adalah hasil observasi berdasarkan perawatan berdasarkan pengetahuan spiritualitas terhadap beberapa pasien Kanker yang telah melalui perawatan medis sebelumnya dan meminta untuk dirawat berdasarkan program penyembuhan spiritual secara traditional

 

 


 

It is quite hard to manage Cancer. Please noted this observation are based on spirituality-based treatment to several person who had Cancer and been through medical medication before requesting to be treated under a traditional spiritual healing program

 

 

Berdasarkan observasi secara spiritual; bibit kanker ada di DNA semua manusia. Tetapi, tidak setiap orang akan mempunyai bibit yang hidup dan menjadi Kanker. Bibit ini adalah sel yang berada didalam lapisan lemak. Biasanya sel ini dipicu oleh Pikiran (Perasaan)

 

 

 

 

Based on spirituality observation; cancer seed is appeared at all human being DNA. However, not everybody will have this seed turn to an alive form of Cancer. This seed is a cell inside our fat layers. Usually, it is triggered by Mood.

 

Pertumbuhan bibit kanker seperti dibawah ini | Seeds growth is as below picture

 

 

 

 

Lokasi pemicu perasaan ini berada di otak, lihat gambar dibawah ini | Location of Mood trigger is in Brain, as below picture

 

 


 

Karena Kanker disebabkan oleh Perasaan (pikiran negative); kemampuan kita untuk mengatur perasaan ini sangat penting. Kanker akan terus tumbuh di area yang lainnya sekalipun telah dilakukan operasi karena semyanya berasal dari Pikiran

 

Because Cancer is triggered by Mood (Negative thinking); our ability to control your mood is very important.  Cancer will continue growing at other area even after total surgery because the source is in the Thinking

 

 


[1] Jawa Meditation had copy of several old books (Serat) containing information of Jamu as a Medicine recipes for our own study. Due to the possibilities of wrong method on producing the Jamu; we don’t mention the book name in this discussion. For anybody who need assistance with Jamu or others for a medical condition, please contact us through our email

[2] Written Medicinal Recipes from several old Javanese scriptures

[3] Dukun = Shaman = Traditional Healer



Comments

Popular Posts