SERIES 23.06 - KAPITAYAN - THE JAWA RELIGION

 


23.06 - Agama Jawi | Jawi Religion

 

 

 

LATAR BELAKANG | BACKGROUND

 

Kapitayan adalah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat purba di kepulauan Nusantara, yaitu mereka yang tergolong ras kulit berkulit sawo matang sejak zaman paleolitik, mesolitik, neolitik, dan megalitik. diadopsi dan diusung secara turun temurun oleh ras Proto Melayu dan Deutro Melayu. Agama ini banyak terdapat di Jawa dan disebut dengan agama Jawa Kuno, agama leluhur, atau agama Jawi. Kapitayan adalah penganut monoteistik

 

Kapitayan is a belief held by ancient people in the Nusantara archipelago, namely those belonging to the brown-skinned race since the paleolithic, mesolithic, neolithic, and megalithic times. adopted and carried from generation to generation by the Proto Malay and Deutro Malay races. This religion is widely found in Java and is called the Old Javanese religion, ancestral religion, or Jawi religion. Kapitayan is a monotheistic religion

 

 


 

 

 

Kapitayan dapat digambarkan sebagai ajaran yang memuja Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Sanghyang Taya yang artinya tidak dapat digambarkan atau awang-uwung yang artinya ada tetapi tidak ada, tidak ada tetapi ada. Sanghyang Taya digambarkan sebagai pribadi dalam nama dan sifat ketuhanan yang disebut Tu atau To. yang berarti "kekuatan gaib atau supranatural". Tu atau To pada dasarnya berarti Tunggal yang juga berarti Sanghyang Tunggal

 

Kapitayan can be described as a teaching that worships the main God called Sanghyang Taya which means cannot be described or awang-uwung which means exists but does not exist, does not exist but exists. Sanghyang Taya is described as a person in the name and divine nature called Tu or To. which means "magical or supernatural power". Tu or To essentially means Single which also means Sanghyang Tunggal

 

 

 

Sifat SANGHYANG TAYA / SANGHYANG TUNGGAL / SANGHYANG WENANG

 

The Character of SANGHYANG TAYA / SANGHYANG TUNGGAL / SANGHYANG WENANG

 

 

Ia memiliki 2 (dua) sifat, yaitu Kebaikan dan Kejahatan. Tu yang baik disebut Tu-han disebut dengan nama Sanghyang Wenang. Tu yang jahat disebut dengan nama Sang Manikmaya

Demikianlah Sanghyang Wenang dan Sang Manikmaya pada hakekatnya hanyalah sifat dari Sanghyang Tunggal. Oleh karena itu, baik Sanghyang Taya, Sanghyang Tunggal maupun Sanghyang Wenang bersifat gaib dan tidak dapat didekati dengan panca indera dan pikiran. Hanya sifat-Nya yang diketahui.

 

 

It has 2 (two) characters, namely Good and Evil. A good Tu called Tu-han is called by the name Sanghyang Wenang. The evil Tu is called by the name of Sang Manikmaya

Thus, Sanghyang Wenang and Sang Manikmaya are essentially just the character of Sanghyang Tunggal. Therefore, all of 3: Sanghyang Taya, Sanghyang Tunggal and Sanghyang Wenang are supernatural and cannot be approached with the five senses and thoughts. Only His characteristics are known

 

Bentuk SANGHYANG TAYA / SANGHYANG TUNGGAL / SANGHYANG WENANG

 

The Shape of SANGHYANG TAYA / SANGHYANG TUNGGAL / SANGHYANG WENANG

 

 

Taya juga berarti Yang Mutlak, Yang tidak dapat dipikirkan dan dibayangkan, Yang tidak dapat didekati dengan panca indera. Kekuasaan Sang Hyang Taya kemudian direpresentasikan di berbagai tempat, seperti di bebatuan, monumen, pepohonan, dan di banyak tempat lainnya. Oleh karena itu, zaman dahulu kala banyak orang membuat persembahan di tempat-tempat itu, bukan karena mereka memuja batu, pohon, monumen, atau apa pun, tetapi mereka melakukannya sebagai pengabdian mereka kepada Sang Hyang Taya yang kekuatannya diwakili di semua tempat itu

 

 

Taya also means the Absolute, The unthinkable and conceivable, The unapproachable with the five senses. Sang Hyang Taya's power is then represented in various places, such as on rocks, monuments, trees, and in many other places. Therefore, in ancient times many people made offerings in those places, not because they worshiped stones, trees, monuments, or anything else, but they did it as their devotion to Sang Hyang Taya whose power is represented in all those places

 

Kesimpulan singkat:

 

Short conclusion:

 

 

Sang Manikmaya adalah representasi dari sifat keduniawian

 

 

Agama kapitayan tidak menyembah dewa-dewa seperti dalam pengertian agama Hindu dan Buddha

 

 

Agama Kapitayan adalah Monotheistic (hanya mengenal satu tuhan) dan menyembah Tuhan Yang maha segalanya yang tidak dapat di dekati degan panca indera dan pikiran

 

 

Sang Manikmaya is a representation of the mundane nature

 

 

The Kapitayan religion does not worship gods as in the same sense as Hinduism and Buddhism

 

 

The Kapitayan religion is Monotheistic (knowing only one God) and worships an omniscient God who cannot be approached with the five senses and mind.

 

 

1 Q

Apakah Kapitayan agama Jawa atau Nusantara tertua yang diketahui?

 

Is Kapitayan the oldest known Javanese or Nusantara religion?

 

 

1 A

Waktu yang tepat belum diketahui tetapi sekitar waktu Paleolitik; yang hampir sama dengan Batak Toba di Sumatera Utara

Berdasarkan legenda yang diketahui dari Toba (Batak Toba) sejarah lisan tertua yang diketahui adalah sekitar 77.000 tahun BP (Sebelum Sekarang). Beberapa nama yang dikenal di Kapitayan juga dikenal di Toba, contoh: Btara Guru

 

 


 

The exact time is not known yet but it is around the Paleolithic[1] time; which is almost the same with Batak Toba in North Sumatera

Based on the known legend[2] from Toba (Batak Toba) the oldest known oral history is around 77,000 years BP (Before Present). Some of the name known in Kapitayan is also known in Toba, example: Btara Guru

 

 

2 Q

Apakah Kapitayan menerima sejarah Ramayana?

 

Is Kapitayan accept the history of Ramayana[3]?

 

 

2 A

Kapitayan mengakui sejarah Ramayana sebagai bagian dari sejarah manusia. Tetapi; secara ilmiah hal itu belum diterima sebagai salah satu sejarah manusia. (Silakan lihat Seri 1: Pendahuluan - 1.01, 1.02, Seri 2: Memahami Jawa - 2.01, 2.02).

 

Kita perlu memahami situasi berikut (semua informasi di bawah ini didasarkan pada penelitian modern dan dapat berubah sewaktu-waktu penelitian menemukan bukti baru). Kami mulai dengan sejarah tertua yang diketahui dari jenis Manusia

 

 

 

Kapitayan acknowledge the history of Ramayana as part of the human history. However:  the scientific history does not accept it as a Human history[4] yet. (Please see Series 1: Introduction - 1.01, 1.02, Series 2: Understanding Jawa - 2.01, 2.02).

 

We need to understand the following situation (all the below information is based on modern research and subject to change at any time the research found a new proof). We started with the oldest known history of Human kind

 

 

 

Kerangka waktu Atlantis berdasarkan Timaeus & Critias History, sebagai berikut :

 

Atlantis time frame based on the Timaeus & Critias History, as follow[5]:

 

 

·         Sekitar 10.000 tahun sebelum Solon (630 SM – 560 SM) – “Athena” didirikan

·         Sekitar 9.000 tahun sebelum Solon – “Mesir” didirikan

·         Sesaat sebelum 9.000 tahun sebelum Solon – wilayah dari “Libya” hingga “Mesir” dan “Eropa” hingga “Tyrrhenia” ditaklukkan oleh Atlantis

·         9.000 tahun sebelum Solon – perang antara Atlantis dan “Athena” terjadi

·         8.000 tahun sebelum Solon – orang Mesir mencatat catatan suci mereka

·         Antara 9.000 tahun sebelum masa Solon dan Solon – banyak terjadi banjir besar dan penurunan tanah

·         Sekitar 600 SM – para pendeta Mesir menceritakan kisah tentang Atlantis ke Solon

Sekitar 360 SM – Plato menulis Timaeus dan Critias

 

 

·         Sometimes before 10,000 years before Solon[6] (630 BC – 560 BC) – the “Athens” was founded

·         Sometimes before 9,000 years before Solon – the “Egyptians” was founded

·         Shortly before 9,000 years before Solon – the regions from “Libya” as far as “Egypt” and “Europe” as far as “Tyrrhenia” were conquered by Atlantis

·         9,000 years before Solon – a war between Atlantis and the “Athens” took place

·         8,000 years before Solon – the Egyptians recorded their sacred registers

·         Between 9,000 years before Solon and Solon’s time – many great deluges and land subsidence took place

·         About 600 BC – the Egyptian priests told story about Atlantis to Solon

·         About 360 BC – Plato wrote Timaeus and Critias

 

 

 

 

 

Dalam Kejadian Eridu Sumeria, Ziusudra tercatat sebagai orang yang selamat dari banjir kiriman dewa. Kisah ini bertahan pada sebuah tablet runcing dari 1700 SM, yang hanya sepertiga bagian bawah yang bertahan. Kejadian Eridu dimulai dengan penciptaan manusia, tetapi berlanjut dengan pembentukan kerajaan dan daftar kota. Kemudian muncul daftar penguasa kuno, yang menegaskan pola itu lagi, dan keputusan dewa tertinggi Enlil untuk menghancurkan umat manusia

 

 

In the Sumerian Eridu Genesis, Ziusudra is recorded as the survivor of the god-sent flood. The story survives on a cuneiform tablet from the 1700 BCE, of which only the lower third survives. The Eridu Genesis begins with the creation of man, but continues with the establishment of kingship and a list of cities. Then comes the list of antediluvian rulers, which confirms the pattern again, and the supreme god Enlil’s decision to destroy mankind.

 

 

 

 

 

Pemahaman SUNDALAND ada diweb ini (https://atlantisjavasea.com/2015/09/29/sundaland/)

 

 

The SUNDALAND understanding (https://atlantisjavasea.com/2015/09/29/sundaland/)

 



 

 

 

 

Rig Veda adalah kumpulan himne Sansekerta Veda India kuno. Ini adalah salah satu dari empat teks kanonik suci (śruti) Hindu yang dikenal sebagai Veda

 

Rig Veda is an ancient Indian collection of Vedic Sanskrit hymns. It is one of the four sacred canonical texts (śruti) of Hinduism known as the Vedas

 

 

Perkiraan Kerangka Waktu:

kemungkinan besar antara c. 1500 dan 1000 SM, meskipun perkiraan yang lebih luas dari c. 1900–1200 SM juga telah diberikan

 

 

Estimated Time Frame:

·         most likely between c. 1500 and 1000 BCE, although a wider approximation of c. 1900–1200 BCE has also been given

 

 

 

Ramayana di Jawa tidak persis sama dengan tulisan Valmiki (penyair). Berdasarkan Ramayana Jawa, terdapat keterlibatan tokoh, seperti: Togog (Btara Tejomantri) dan Semar (Btara Ismaya). Dalam versi India karakter tersebut (Togog, Semar) tidak dikenal

 

 

Perkiraan kerangka waktu:

• Valmiki - antara 500 SM hingga 100 SM

 

Ramayana in Java is not exactly the same with Valmiki[7] (poet) writing. Based on the Javanese Ramayana, there are involvement of characters, such as: Togog (Btara Tejomantri) and Semar (Btara Ishmaya). In Indian version those characters (Togog, Semar) is not known

 

 

Estimated Time frame:

·         Valmiki - between 500 BCE to 100 BCE

 

 

 

Mahabharata menceritakan perjuangan antara dua kelompok sepupu dalam Perang Kurukshetra dan nasib Kurawa dan pangeran Pandawa dan penerus mereka[8]

 

 

Mahabharata ditulis oleh Vyasa

 

 

Perkiraan kerangka waktu:

Bagian tertua yang diawetkan sekitar 400 SM

 

Mahabharata narrates the struggle between two groups of cousins in the Kurukshetra War and the fates of the Kurawa and the Pandawa princes and their successors

 

 

Mahabharata written by Vyasa

 

 

Estimated Time frame:

·         The oldest preserved parts around 400 BCE

 

 

 

Sidharta Gautama (Buddha Gautama) secara populer dikenal sebagai Buddha atau Sang Buddha (juga dikenal sebagai Siddhattha Gotama atau Siddhārtha Gautama atau Buddha Shakyamuni), adalah seorang šramaa yang hidup di India kuno.

 

 

Jangka waktu:

·         C. 500 hingga 400 abad SM

 

Sidharta Gautama (Buddha Gautama)[9] popularly known as the Buddha or Lord Buddha (also known as Siddhattha Gotama or Siddhārtha Gautama or Buddha Shakyamuni), was a Śramaa who lived in ancient India

 

 

Time Frame:

·         c. 500 to 400 century BCE

 

 

 

Candi Borobudur adalah candi Budha yang awalnya dibangun pada tahun 700 M pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra

 

Candi Prambanan adalah Candi Hindu yang awalnya dibangun pada tahun 850 M pada masa pemerintahan Dinasti Hindu Sanjaya

 

Borobudur Temple[10] is a Buddhist temple originally built in the 700CE during the reign of the Syailendra Dynasty

 

Prambanan Temple[11] is a Hindu Temple originally built in 850 CE during the reign of the Hindu Sanjaya Dynasty

 

 

 

Sehubungan dengan semua penelitian tentang Atlantis, dalam spiritualitas Jawa kita tidak pernah mengenal nama Atlantis dalam sejarah Jawa

 

Namun, sistem Kalender Jawa asli (lihat Seri 07 – Astronomi Jawa) telah ditetapkan selama sekitar 15.000 tahun dan semua garis waktu yang disebutkan adalah perkiraan saja

 

Namun, yang penting adalah pemahaman ajaran KAPITAYAN

 

In respect to all the research about Atlantis, in Javanese spirituality we never know the name Atlantis in Javanese history.

 

However, the original Javanese Calendar (see Series 07 – Javanese Astronomy) system had been established for around 15,000 years and all the mention timeline is an estimated, only

 

What is important is to understand the teaching of KAPITAYAN

 

 

3 Q

Jadi, apa ajaran KAPITAYAN?

 

So, what is the teaching of KAPITAYAN?

 

 

3 A

Kapitayan adalah ajaran monoteistik. Sebagai ajaran monoteistik, ia hanya mengenal satu Tuhan. Ajaran kapitayan hanyalah tentang membuat hubungan langsung dengan Tuhan. Hubungan ini dilakukan tanpa melalui Messenger (Penyampai maksud) atau seseorang, siapa pun itu.

Kapitayan sedang mengajar manusia untuk memahami tubuhnya sendiri dan membuat hubungan melalui tubuhnya sendiri dengan Tuhan. Koneksi ini sebenarnya melekat pada seluruh tubuh manusia; perjalanan hidup manusialah yang membuat kita kehilangan pengetahuan untuk melakukan hubungan langsung ini

 

 


 

Kapitayan is a monotheistic teaching. As a monotheistic teaching, it knows only one God. Kapitayan teaching is simply about making a connection directly to God. This connection without going through any Messenger or anybody else, whoever it is.

Kapitayan is teaching man to understand his own body and make a connection through his own body to God. This connection is actually embedded to all human body; it is journey of life of human being that makes us lost our knowledge to make this direct connection.

 

 

4 Q

Apakah pengajaran KAPITAYAN identik dengan KEJAWEN / WIWITAN?

 

Is KAPITAYAN teaching identical with KEJAWEN / WIWITAN?

 

 

4 A

KAPITAYAN adalah agama yang sangat tua di Jawa. KEJAWEN / WIWITAN adalah jalan hidup atau - Pakem = Genggeman = Pegangan = Pedoman – bagi orang Jawa yang mengikuti Kapitayan. Saat ini, Kapitayan terpecah menjadi banyak sekte atau kepercayaan

 

 


 

KAPITAYAN is the old religion of Java. KEJAWEN / WIWITAN is way of life or a - Pakem = Genggeman = Pegangan = Guidelines – for the Javanese who follow the Kapitayan. Todays, Kapitayan is split up too many sects or belief

 

 

5 Q

Jadi, kepercayaan mana yang paling dekat dengan kepercayaan kepada Tuhan dalam pemahaman Kapitayan?

 

So, which beliefs have the closest way of believing in God in Kapitayan understanding?

 

 

5 A

Bukan begitu. Tidak peduli keyakinan mana yang kita ikuti; yang penting adalah hasil akhir. Apakah Kita dapat menghubungkan roh kita dengan Tuhan melalui apa pun yang kita yakini?

 

It is not like that. No matter which belief you are following in to; it is the final results which matter. Are you able to connect your spirit to God through whatever your belief in?

 

 

6 Q

Bagaimana kita bisa tahu, siapa yang diajak bicara atau yang terhubung? Bagaimana kita bisa tahu; jika roh kita yang membuat hubungan dan itu bukan imajinasi kita atau lebih buruk lagi apakah kita berbicara dengan roh yang tidak dikenal?

 

How can we know, who are we talking or connecting too? How can we know; if it is our spirit who make the connection and it is not our imagination or worse is we talk to an unknown spirit?

 

 

6 A

Itulah yang perlu kita pelajari melalui meditasi. Belajar bermeditasi dan menghentikan 'obrolan' di otak kita akan membawa kita ke tingkat ketenangan dan pemahaman tentang diri sendiri. Pemahaman ini akan menuntun kita untuk mengetahui roh diri-sendiri. Ketika kita mampu mengetahui roh diri-sendiri maka kita akan menyadari alam spiritual. Dan kita akan mengerti bahwa tidak ada keajaiban didalam pengetahuan ini. Hal ini adalah pengetahuan yang telah tertanam dalam tubuh manusia sejak mereka diciptakan

 

 


 

That is what you need to learn through meditation. Learning to meditate and stop the ‘chatter’ in your brain will take you to a level of calmness and understanding of yourself. This understanding will lead you to know you own spirits. When you know your own spirit than you will be aware of the spiritual realm. And you will understand that there is no-magic in this knowledge. It is a knowledge which had been embedded to human body since they are created

 

 


 

 

Setelah kita memahami alam spiritual maka kita akan dapat merasakan melalui (ROSO) suatu energi murni yang sejati yang berasal dari Tuhan. Pada saat itulah roh kita menjadi satu dengan energi Tuhan; itulah saat yang kita sebut: MANUNGGALING KAWULO GUSTI (Keesaan dengan Tuhan). Maka tidak akan ada hal lain yang kita butuhkan di dunia ini untuk menghubungkan roh diri-sendiri dengan satu-satunya Tuhan

 

Once you understand the spiritual realm than you will be able to feel-through (ROSO) the real pure energy which coming from God. That is when your spirit becoming one with God energy; that is the time where we call it: MANUNGGALING KAWULO GUSTI (Oneness with God).  Then there will be no other things that you need in this world to connect your spirit to the one and only God

 

 

7 Q

Kedengarannya mudah tapi tidak mudah

 

It sounds easy but it is not easy

 

 

7 A

Benar

 

Indeed



Comments

  1. Thank you very much for the useful information. While I was in Bali, I met someone from Java who told me that he is not a Muslim but a follower of Kapitayan, a belief passed down from his grandparents. This intrigued me, and through ChatGPT, I found a reference to your page.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts