SERIES 4 NO. 04 - MORTALITY
04.04 - MORTALITY |
|
|
|
1 |
Hidup dan Mati adalah pertanyaan
terbesar bagi Kemanusiaan. Mengapa kita hidup dan mengapa kita mati? Yang
pasti itu adalah subjek penelitian oleh ilmuwan; apa yang membuat manusia
hidup dan apa yang membuat kita mati? Pertanyaan-pertanyaan ini berhubungan
dengan Dunia Roh dan Kematian. |
|
Spiritualisme telah mengajari kita
tentang Dunia Roh dan alam dimensi lainnya. Tetapi penuaan adalah proses di
mana Manusia ingin memperlambatnya jika eliminasi tidak memungkinkan |
|
Rasa sakit di dunia ini dianggap
sebagai penghalang banyak orang untuk maju. Selanjutnya; kebahagiaan adalah
sesuatu yang harus diteliti dan sekaligus menjadi bagian penting dari hidup
sebagai Manusia |
|
Nah, pertanyaannya adalah: apa
pengertian Spiritualisme Jawa tentang Hidup, Mati dan Bahagia |
|
Life and Death is another biggest
question to Humanity. Why we live and why we die? For sure it is a subject
for research by scientist; what make Human alive and what make us die? These
questions relate to Spirits World and Death. |
|
Spiritualism had taught us about
Spirits World and other dimensions realms. But aging is a process where Human
want to slow it down if elimination is not possible |
|
Pain in this world is considered as a
hindrance to a lot of people to move forward. Then, Happiness is something to
be research as well as an important part of being alive as a Human |
|
Now, the question is: what is Jawa
Spiritualism understanding about Life, Death and Happiness |
|
|
|
Hidup adalah pilihan; Kematian adalah
takdir Hidup bisa menyakitkan seperti
persepsi Anda tentangnya. Sama halnya dengan kebahagiaan. Apa yang membuat
seseorang sakit atau bahagia tidak akan pernah sama. Setiap orang akan
memiliki persepsi mereka sendiri tetapi kebebasan memilih akan membawa
ketenangan dalam hidup. Kepuasan akan menghidupkan kebahagiaan. Tujuan
meditasi adalah membawa ketenangan dan kepuasan pada jiwa kita dengan
menyerahkan diri Anda kepada sumber segalanya (Tuhan) |
|
Life is a choice; Death is a destiny Life could be as painful as your
perception on it. The same with happiness. What bring someone pain or
happiness will never be the same. Everybody will have their own perception
but freedom of choice will bring calmness to life. Contentment will bring
happiness to life. The purposed of meditation is too bring calm and
contentment to our soul through surrendering yourself to the source of
everything (God) |
|
|
2 |
Pada saat AI akan membawa Kemanusiaan
untuk hidup berdampingan dengan Mesin dan mata & telinga Manusia terbuka
ke dimensi lain dan Bahasa berkembang ke skala dunia lain; Spiritualisme Jawa
mengajarkan 'The Perfect Death' yaitu 'MOKSA'. |
|
Jika Moksa berdasarkan teknologi
tersedia; kemana perginya Roh orang Moksa? |
|
Apa perbedaan ‘antara Moksa spiritual
dan Moksa teknologi’? |
|
At the time AI will bring Humanity to
live side by side with Machine and Human eyes & ears are open to another
dimensions and Language is develop to another scale of realm; Jawa
Spiritualism teach ‘The Perfect Death’ which is ‘MOKSA’. |
|
If Moksa by technology is available;
where is the Spirits of the Moksa person goes? |
|
What will be the different ‘between a
spiritual Moksa and a technology Moksa’? |
|
|
|
Dalam Spiritualisme Jawa seperti yang
kita kenal; kita memiliki tubuh dan jiwa 'Technology driven Moksa' hanya akan
membuat tubuh korporeal menghilang (larut atau menguap). Sedangkan teknologi
tidak akan bisa membuat Spirit menguap. Karena Roh adalah non-materi. Jadi,
Roh tidak akan kemana-mana jika waktu kematian tidak ditentukan oleh Tuhan.
Ini akan menjadi situasi yang sangat canggung; karena pada saat yang sama
teknologi AI Brain Enhancement akan meningkatkan mata & telinga Manusia
untuk dapat masuk ke dimensi / alam lain yang mungkin dapat melihat &
mendengar semua 'roaming around new spirit' ini. Hal ini demi etika &
keamanan harus diperhatikan dengan baik. Karena ilmuwan mungkin tidak
familiar dengan dunia ini. Ini adalah alasan lain yang menurut saya
pengembangan AI harus mempertimbangkan untuk menyertakan Spiritualist untuk
memberikan panduan, referensi, dan pengetahuan tentang dunia multi-dimensi.
Moksa secara teknologi memiliki banyak dampak samping yang belum diketahui
oleh ilmuwan AI |
|
Seorang yang Moksa secara spiritual
melalui proses yang panjang. Ini adalah akhir dari kehidupan manusia. Tidak
setiap spiritualis mampu mencapai level ini. Seorang yang moksa spiritual
akan langsung membimbing roh untuk memasuki alam kelanggengan Tuhan dan ini
biasanya hanya untuk orang yang terpilih |
|
Jika penelitian Moksa dimaksudkan
untuk mengurangi luas lahan pemakaman; pembakaran akan mengurangi jumlah
lahan yang dibutuhkan. Jika pembakaran tidak diizinkan oleh agama, umat
manusia harus mencari cara lain untuk mengatasi masalah ini |
|
Tapi Moksa bukanlah solusi untuk
masalah ini. Moksa adalah pengetahuan yang berbeda dan ini bukanlah sesuatu
yang dapat diselesaikan dengan mudah oleh AI |
|
In Jawa Spiritualism as we know; we
have body and spirit ‘Technology driven Moksa’ will only
make the corporeal body disappear (dissolved or evaporate). While technology
will not be able to make the Spirit evaporate. Because Spirit is a
non-material. So, the Spirit will not be going anywhere if the time of death
is not decided by God. This is going to be a very awkward situation; because
at the same time AI brain enhancement technology will increased Human eyes
& ears to be able to enter to other dimensions / realms which might be
able to see & hear all of this ‘roaming around new spirits’. This things
for the sake of ethic & safety should be considered carefully. Because
scientist might not be familiar with this realm. This is another reason which
I think AI development should consider to include Spiritualist to give a
guidance, referenced and knowledge about multi-dimensional world. Moksa by
technology have a lot of side impact which is unknown to AI scientist, yet |
|
A spiritual Moksa is going through a
long process. This is the ultimate ending of Human life. Not every
spiritualist is able to reach this level. A spiritual Moksa will directly
guide the Moksa spirit to enter the eternal realm of God and this is usually
only for a selected person |
|
If the research of Moksa is intended
to reduce the amount of land to contained death body; a burning will reduce
the amount of land required. If burning is not allowed by religions than
Humanity should find another way to manage this problem |
|
But Moksa is not a solution for this
problem. Moksa is a different knowledge and it isn’t something which AI could
be easily solved it |
|
|
3 |
Penelitian tentang Kehidupan dan
Kematian yang dikombinasikan dengan semua penelitian lainnya akan membuka
situasi canggung terhadap Agama & Spiritualitas. Karena AI ini akan
mendorong Kemanusiaan untuk mencapai gerbang pengetahuan terlarang mengenai;
Surga dan Neraka (Spiritualisme Jawa tidak percaya pada hal ini); Malaikat
dan iblis; Dewa dan banyak lainnya |
|
Jika teknologi mampu menyembuhkan
begitu banyak penyakit dan memperlambat proses penuaan, apakah memperpanjang
usia adalah keputusan yang bijak? Bisakah kita melakukan itu atau usia akan
tetap di tangan Tuhan? |
|
The research about Life and Death in
combination with all other research will open-up another awkward situation
with Religions & Spirituality. As this AI will push Humanity to reach the
gate of forbidden knowledge; Heaven and Hell (Jawa Spiritualism don’t believe
in it); Angels and Demons; Deities and many others |
|
If technology is able to cure so many
diseases and slow down the process of aging, is prolonging our age a wise
decision? Can we do that or age will still in God hands? |
|
|
|
AI pasti akan menjadi ujian bagi
Agama & Spiritualitas. Agama yang dogmatis akan kesulitan untuk bisa menerima
teknologi AI di masa depan. AI juga akan bisa membuka kebenaran untuk banyak
pertanyaan di masa depan. Hal ini akibatnya akan banyak merubah pemahaman,
persepsi, pengetahuan, keyakinan atau keyakinan dalam kehidupan manusia.
Keuntungan dan kerugian dari perkembangan teknologi ini masih belum diketahui
oleh umat manusia pada umumnya |
|
Tetapi spiritualitas akan tetap
menghubungkan Kemanusiaan dengan sumber utamanya (Tuhan) |
|
Memperpanjang usia bukanlah untuk
selamanya. Itu hanya make-up atau dalam tingkat kosmetik saja; mengenai usia
tetap adalah otoritas tertinggi Tuhan |
|
AI is definitely will be a test to
Religion & Spirituality. Dogmatic religions will have difficult time to
be able to accept AI technology in the future. AI will also able to open-up
the truth for a lot of questions in the future. This in result will change a
lot of understanding, perception, knowledge, faith or believed in human life.
The advantage and the disadvantage of this technology development is still
unknown in Humanity at large |
|
But spirituality will remain to link
Humanity with its main source (God) |
|
Prolonging age is not for eternity.
It is only a make-up or in a cosmetic level but age is the ultimate authority
of God |
|
|
4 |
Pertanyaan-pertanyaan tentang
Kefanaan akan membawa kita pada pertanyaan-pertanyaan tentang Keabadian juga |
|
Dalam spiritualisme Jawa, keabadian
hanya ada di alam ketuhanan (Alam Kelanggengan) atau ada manusia abadi yang
dikenal di dunia ini? |
|
The questions about Mortality will
bring us to the questions about Immortality, too |
|
In Jawa spiritualism, immortality is
only on God realms (Alam Kelanggengan) or is there any immortal human known
in this world? |
|
|
|
Manusia abadi tidak ada. Seorang
manusia yang sangat tua yang harus hidup selama beberapa abad karena alasan
tertentu diketahui ada. Tapi mereka akhirnya mati juga. Jadi, tidak ada orang
yang abadi |
|
Immortal human is not existing. A
very old human who have to live through several centuries for a certain
reason is existing. But they finally died, too. So, there are nobody is
immortal |
|
|
5 |
Bagaimana pendapat Spiritualisme Jawa
tentang Eutanasia? |
|
What is Jawa Spiritualism opinion
about Euthanasia? |
|
|
|
Eutanasia untuk orang yang sakit
parah diperbolehkan dengan catatan tergantung kepada status hukumnya |
|
Dalam Spiritualisme Jawa; orang yang
sakit parah (dalam koma atau tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi melalui
peralatan medis); roh mereka sudah meninggalkan tubuh. Jiwa mereka sendiri
sudah berkomunikasi langsung ke Sumber Energi menunggu status tubuh. Kita
harus ingat, bahkan kematian karena sebab alamiah tidak ada jaminan roh akan
langsung menuju Alam Kelanggengan. Karena hal itu selalu tergantung pada
kehidupan yang telah dijalani oleh orang tersebut |
|
Namun sukarela atau tidak sukarela
(hukuman mati dalam kasus kejahatan) dianggap sebagai pembunuhan. Ini adalah
kasus spiritual yang berbeda |
|
Euthanasia for terminally ill person
is allowed subject to legal status. |
|
In Jawa Spiritualism; terminally ill
person (in comma or no-sign of life anymore through medical devices); their
spirits are already leaving the body. Their own-spirit already communicating
directly to the Energy Source awaiting the body status. We should remember,
even death in natural causes there is no guarantee the spirit will go
straight to the Eternal Realm. It is always depending on the life that the
person had been through |
|
But, voluntary or non-voluntary
(death sentence in crime cases) is considered as murder. This is a different
spiritual case. |
|
|
6 |
Di zaman kuno; kita membaca cerita
tentang Ksatria atau Dewa / Dewi yang mengambil nyawanya demi kesetiaan.
Bagaimana status kematian mereka dalam Spiritualisme Jawa? |
|
In ancient time; we read stories
about Knight or God/ Goddesses which take their own-life for the sake of
loyalty. What is the status of their death in Jawa Spiritualism? |
|
|
|
Situasi tersebut diklasifikasikan
sebagai kematian sebelum waktunya. Jenis kematian ini; terlepas dari alasan
dan status sosial orang tersebut; tidak dianjurkan; karena kematian ini
diklasifikasikan sebagai bunuh diri. Roh orang yang bunuh diri tidak akan
kembali ke Alam Kelanggengan sampai ada seseorang yang akan membantu roh
tersebut |
|
Those situations are classified as
untimely death. This type of death; despite of the reasons and the person
social status; it is not advisable as this death is classified as suicide.
The spirit of the suicide person is not going back to Eternal Realm until
there is somebody who will help the spirit |
|
|
7 |
Bagaiman dengan aborsi? |
|
How about abortion? |
|
|
|
Dalam Spiritualisme Jawa; dalam
sekejap sperma bertemu dengan sel telur dan menjadi massa berarti sudah
hidup. Aborsi pada setiap saat adalah pembunuhan. Ruh bayi yang belum lahir
hidup di alam yang berbeda. Dalam prosesnya roh ini dapat kembali ke Alam Kelanggengan
atau akan tumbuh di alam yang berbeda
tergantung kepada doa ibunya |
|
Singkatnya, aborsi tidak
diperbolehkan. Jika aborsi atas alasan medis; hal itu harus diproses sesuai
dengan situasinya. Jika tepat setelah aborsi; janin dimakamkan dengan
penguburan yang layak maka proses yang seharusnya telah dilakukan. Jika belum
diproses (untuk alasan apapun); itu harus melalui proses Ruwatan |
|
In Jawa Spiritualism; at the split
second the sperm meet with egg and become a mass it is already alive.
Abortion at any time is a murder. The spirit of the un-born baby is alive in
different realms. In process this spirit can go back to Eternal Realm or will
grow-up in different realms depends on the mother prayer |
|
In short, abortion is not allowed. If
it is a medical reason abortion; it has to be process accordingly. If right
after the abortion; the fetus is buried with a proper burial than the process
is done. If it is not process yet (for whatever reason); it should go through
a Ruwatan process |
|
|
8 |
Bagaimana dengan bunuh diri? |
|
How about suicide? |
|
|
|
Ada 2 status berbeda. Salah satunya
adalah roh orang bunuh diri yang memasuki Alam Kegelapan secara langsung dan
yang lainnya melayang di alam lain. Roh yang melayang-layang bisa kembali ke Alam
Kelanggengan dengan bantuan doa |
|
There are 2 different status. One is
suicide person spirit entering the Dark Realm directly and the other is
floating around another realm. The Spirit which is floating around could go
back to Eternal realm with help from prayer |
|
|
|
Comments
Post a Comment